Sumber: Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Rencana proyek Jalan Tol Trans-Sumatera (JTTS) telah lama bergulir. Bahkan, proyek yang rencananya dimulai dengan membangun empat ruas—senilai Rp 31,5 triliun—itu pun merupakan salah satu proyek Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).
Namun, hingga saat ini, JTTS tak kunjung terealisasi karena menunggu peraturan presiden (perpres). Perpres tersebut akan menunjuk PT Hutama Karya selaku pelaksana proyek. Meski mundur dari yang ditargetkan, Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, Senin (17/2), memastikan bahwa JTTS tetap akan berjalan karena sudah masuk dalam MP3EI.
"Mestinya hari ini rapat jam 10.00 tadi. Berhubung Menteri PU masih di Gunung Kelud, maka ditunda. Ditunda karena Menteri PU tidak hadir, dan wamennya tidak ada," urai Hatta.
Hingga saat ini Perpres JTTS belum juga keluar. Selain proyek JTTS, pemerintah tengah mengupayakan penyelesaian Waduk Jatigede, Sumedang, Jawa Barat.
Ditanya mana yang terlebih dahulu akan diselesaikan, mantan Menteri Perhubungan itu mengatakan bahwa keduanya bisa berjalan beriringan. "Secepatnya (Perpres JTTS keluar). (Ratas) Bisa paralel," pungkasnya.
Sumatera, yang memiliki pencapaian produk domestik bruto (PDB) nasional tertinggi setelah Jawa, butuh pengembangan yang bersifat mendesak. Peran wilayah, dalam pembentukan PDB nasional untuk Sumatera, cenderung meningkat dari tahun ke tahun.
Di sisi lain, PDB nasional untuk Jawa cenderung menurun. Selain itu, dalam MP3EI yang dicanangkan pemerintah, Sumatera diharapkan menjadi gerbang ekonomi nasional ke pasar Eropa, Afrika, Asia Selatan, Asia Timur, dan Australia.
Untuk itu, koridor ekonomi Sumatera sesuai MP3EI membutuhkan infrastruktur pendukung, termasuk jalan tol.
JTTS sudah menjadi bagian dari Asian Highway Network, yang ditandatangani dalam sidang komisi United Nations-ESCAP ke-61 pada 26-28 April 2004 di Shanghai, China. JTTS akan mendukung keterhubungan di kawasan Asia Tenggara sesuai dengan Master Plan on ASEAN Connectivity (MPAC). (Estu Suryowati)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News