Reporter: Titis Nurdiana | Editor: Noverius Laoli
Target output tahunan pada 2025 untuk biomass dari wood pellets sebanyak 650-700 Ktons, sedangkan carbon offset 550-600 Ktons CO2e. Sebut Azis, permintaan wood pellet terus mendaki utamanya untuk pasar ekspor seperti Jepang dan Korea Selatan.
Meski kontribusi batubara masih mayoritas, Azis menyebut INDY akan terus menyeimbangkan portfolio bisnisnya ke usaha yang ramah lingkungan. Masih enggan menyebut raihan kinerja sepanjang tahun 2022, Azis yakin kinerja INDY masih sesuai target.
Hingga kuartal III 2022, INDY membukukan laba bersih US$ 338,4 juta. Laba bersih ini terpantik dari raihan pendapatan US$ 3,13 miliar atau meningkat 57,2% dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca Juga: Indika Energy (INDY) Siap Ikuti Ketentuan BLU Batubara
Peningkatan pendapatan terutama dari anak usaha INDY, yakni Kideco Jaya Agung yang mencatatkan pendapatan US$ 2,21 miliar, naik 49,1% secara yoy.
Lalu dari Interport Mandiri Utama (IMU) dengan kenaikan pendapatan 17,2% menjadi US$ 25,4 juta karena peningkatan volume terminal penyimpanan bahan bakar menjadi 17,3 kilo barel per day (kbd) dibandingkan dengan 14,0 kbd di periode yang sama tahun lalu.
Sementara pendapatan Tripatra juga meningkat 41,5% menjadi US$ 219,4 juta dibandingkan US$ 155,1 juta pada periode yang sama tahun 2021. Pendapatan dari proyek BP Tangguh menjadi US$ 190,6 juta dan proyek baru seperti Star Energy Geothermal Salak dan Cabott menjadi sumber utama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News