kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.914.000   -10.000   -0,52%
  • USD/IDR 16.291   14,00   0,09%
  • IDX 7.140   43,32   0,61%
  • KOMPAS100 1.026   0,52   0,05%
  • LQ45 779   2,15   0,28%
  • ISSI 234   0,17   0,07%
  • IDX30 402   1,16   0,29%
  • IDXHIDIV20 463   0,95   0,21%
  • IDX80 115   0,26   0,23%
  • IDXV30 117   0,40   0,34%
  • IDXQ30 129   -0,04   -0,03%

Ini strategi Garuda Indonesia (GIAA) hadapi dampak virus corona


Rabu, 22 April 2020 / 16:15 WIB
Ini strategi Garuda Indonesia (GIAA) hadapi dampak virus corona
ILUSTRASI. Maskapai Garuda Indonesia


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) mempersiapkan sederet strategi untuk menjaga kelangsungan hingga akhir tahun ini. Perusahaan memperkirakan akan menjalani masa terburuk hingga Juli 2020 dan dalam skenario paling buruk diperkirakan tak akan mengangkut penerbangan haji tahun ini.

Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), manajemen menyebutkan periode Mei-Juni seharusnya merupakan high season alias musim puncak bagi industri penerbangan. Namun dengan kondisi saat ini perusahaan harus menyiapkan rencana strategis, dari sisi keuangan dan operasional perusahaan.

Manajemen Garuda menegaskan arus kas atau cashflow merupakan hal yang paling penting untuk menjaga going concern perusahaan.

Baca Juga: Pendapatan Garuda Indonesia (GIAA) anjlok 33% terdampak wabah virus corona

"Garuda Indonesia mempunyai dua kategori biaya yang sangat berpengaruh terhadap pengeluaran kas yaitu biaya tetap yang meliputi biaya sewa pesawat, biaya pegawai, administrasi kantor pusat dan kantor cabang dan biaya variabel penerbangan yang meliputi biaya bahan bakar, biaya kestasiunan, biaya catering, biaya navigasi dan biaya tunjangan terbang bagi awak pesawat," tulis manajemen GIAA seperti dikutip Kontan.co.id, Rabu (22/4).

Dari sisi keuangan GIAA akan melakukan negosiasi dengan lessor untuk penundaan pembayaran sewa pesawat (lease holiday), Memperpanjang masa sewa pesawat untuk mengurangi biaya sewa per bulan, Mengusahakan financing dari perbankan dalam dan luar ataupun pinjaman lainnya.

Selain itu, GIAA juga akan menegosiasikan kewajiban yang akan jatuh tempo dengan pihak ketiga. Perusahaan pekat merah ini juga akan melakukan program efisiensi biaya kurang lebih 15%-20% dari total biaya operasional dengan tetap memprioritaskan keselamatan dan keamanan penerbangan dan pegawai serta layanan.

GIAA juga mengajukan permohonan dukungan kepada pemerintah selaku pemegang saham perusahaan untuk turut membantu di saat-saat sulit sepeti ini.

Baca Juga: Ini rincian gaji karyawan Garuda Indonesia (GIAA) setelah pemotongan 50%

Adapun dari sisi aspek operasional, manajemen GIAA menegaskan pendapatan penumpang berkontribusi lebih dari 80% dari total pendapatan Garuda. "Dengan adanya penurunan traffic, maka dibutuhkan strategi untuk menurunkan biaya variabel penerbangan yang kami lakukan," tulis manajemen GIAA.

Untuk strategi operasional yakni, pertama mengoptimalkan frekuensi dan kapasitas penerbangan baik penerbangan domestik maupun internasional. Kedua, mengoptimalkan layanan kargo dan aktif mendukung upaya-upaya pemerintah khususnya yang terkait dengan penanganan Covid-19 melalui pengangkutan bantuan kemanusiaan, APD, obat-obatan, alat kesehatan,

Ketiga, GIAA akan menutup rute-rute yang tidak menghasilkan profit.

Keempat, mengoptimalkan layanan charter pesawat untuk evakuasi WNI yang berada di luar negeri serta membantu proses pemulangan WNA untuk kembali ke negara masing-masing dan layanan charter untuk pengangkutan kargo.

Kelima, menunda kedatangan 4 pesawat Airbus A 330 - 900 di tahun 2020. Terakhir, mengembangkan internasional hub (Amsterdam dan Jepang) agar layanan Garuda Indonesia menjangkau seluruh dunia dengan mengoptimalkan layanan interline.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×