kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Ini subsektor industri ritel yang paling terdampak Covid-19 di Indonesia


Rabu, 05 Agustus 2020 / 10:35 WIB
Ini subsektor industri ritel yang paling terdampak Covid-19 di Indonesia


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hampir semua sektor di industri ritel terdampak pandemi virus corona. Namun Ketua Umum Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budihardjo Iduansjah menyebut, subsektor ritel bioskop menjadi yang paling parah terdampak pandemi ini.

Setelah bioskop, ritel gaya hidup lainnya seperti pusat permainan anak-anak, hingga gym atawa pusat kebugaran juga dinilai masih merasakan dampak keras akibat penyebaran virus corona di Indonesia. 

"Bioskop masih belum diperbolehkan buka sampai saat ini. Kalau salon dan gym sudah ada yang dibuka," kata dia kepada Kontan.co.id, Selasa (4/8).

Baca Juga: Bisnis ritel terpukul Covid-19, ini insentif yang diharapkan Hippindo

Budihardjo menambahkan, ritel fashion juga mengalami penurunan dahsyat, bahkan mencapai 80% sepanjang semester I 2020. Pada masa PSBB, omset yang bisa digapai hanya 15% sampai 20% dibandingkan dengan tahun lalu.

Sedangkan setelah dibuka pada Juni lalu, peritel fesyen baru mampu berdiri dengan omset sekitar 30% sampai 40%. Jumlah ini makin terpukul karena adanya pembatasan kapasitas trafik kunjungan di dalam mal.

Sementara industri ritel food and beverages (FnB) atau makanan dan minuman, dinilai cenderung bisa bertahan, karena kunjungan ke restoran yang padat setelah pusat perbelanjaan kembali dibuka.

"Kalau kami lihat di bulan Juni, setelah mall dibuka, paling ramai itu di FnB. Artinya, orang-orang masih antusias. Berbeda dengan Amerika Serikat, misalnya Pizza Hut malah menyatakan pailit, dengan adanya insentif pemerintah di Indonesia, industri ritel makanan dan minuman bisa bertahan dan masih terus bergerak," kata dia.

Sekalipun ada penyesuaian, peritel makanan dan minuman akan mengubah ukuran (resize) restoran menjadi lebih kecil karena aturan pembatasan kapasitas kunjungan.

Selanjutnya, ia menilai sektor ritel supermarket dan minimarket cenderung stabil di masa pandemi. Namun, ketahanan ini hanya berlaku bagi peritel di kelas menengah atas.

"Untuk supermarket dan minimarket kelas menengah atas cenderung stabil, tapi tetap ada penurunan sekitar 10% sampai 20% sepanjang semester I 2020. Tapi ini cenderung lebih baik. Tapi, untuk supermarket kelas menengah ke bawah cukup terpukul," pungkas dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×