Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penggunaan etanol khususnya bioetanol yang berasal dari bahan organik seperti tanaman tebu, singkong atau jagung sebagai campuran bahan bakar bensin menurut Pakar Bahan Bakar ITB Tri Yuswidjajanto memiliki keuntungan dan kekurangan bagi kendaraan bermotor.
Yus menjelaskan tiga kelebihan penggunaan etanol dalam bahan bakar. Yang pertama, penggunaan bahan dasar bensin dapat berasal dari bensin yang memiliki Research Octane Number (RON) rendah, sehingga harga dari bahan bahkan akan lebih murah.
"Bahan dasar bensinnya bisa menggunakan RON yg rendah sehingga bisa lebih murah," ungkap Yus kepada Kontan, Rabu (08/10/2025).
Kedua, dari sisi pengurangan emisi, bensin dengan campuran etanol menurut Yus lebih ramah lingkungan karena etanol adalah karbon netral.
Baca Juga: Pertamina Klaim Produk Pertalite Tak Mengandung Etanol
Maksud dari karbon netral ini karena selama siklus hidupnya, karbon dioksida (CO2) yang dilepaskan saat pembakaran dianggap sebanding dengan jumlah CO2 yang diserap tanaman yang sebagai bahan dasar etanol. Proses ini membentuk siklus tertutup.
"Emisi CO2 berkurang 10% karena etanol adalah karbon netral atau tidak menambah CO2 di udara," jelas dia.
Meski terdapat keuntungan, Yus bilang perlu mempertimbangkan kekurangan bahan bakar campuran etanol ini.
Pertama, kandungan energi etanol lebih rendah dibanding bensin murni. Hal ini lantas membuat penambahan etanol dapat menurunkan kandungan energi.
"Kandungan energinya turun 3%, sehingga konsumsi bensin sedikit lebih boros," kata dia.
Dalam perhitungannya, energi etanol sekitar 26,8-29,7 (megajoule/ kilogram) MJ/kg, dan bensin sekitar 40 MJ/kg. Sehingga penambahan etanol 3,5% akan menurunkan kandungan energi pada campuran bensin + etanol sebanyak 1%.
"Kedua, etanol akan mengendap jika tercampur air sehingga RON bisa turun," tambahnya.
Baca Juga: Mandatori Bensin Campuran Etanol 10%, Ini Persiapan Pertamina
Ketiga, bahan bakar dengan campuran etanol, juga kurang cocok atau kompatibel dengan mesin kendaraan yang muncul sebelum tahun 2010.
"Kompatibilitas terhadap seal, selang dan material logam yang bersentuhan dengan bensin pada kendaraan sebelum tahun 2010," katanya.
Meski begitu, mesin pada kendaraan modern dinilai bisa menerima bensin dengan kadar etanol sampai dengan 20%.
"Kebutuhan aditif pengendali deposit akan meningkat jika bensin mengandung etanol," tutupnya.
Selanjutnya: Tiga Ilmuwan Raih Nobel Kimia 2025 Berkat Material Tas Hermione yang Super Menyerap
Menarik Dibaca: 6 Efek Negatif Seks Setiap Hari bagi Wanita, Awas Vagina Robek!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News