kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Inilah sederet investor asing bermodal gede di balik kepemilikan Gojek


Rabu, 24 Juni 2020 / 13:52 WIB
Inilah sederet investor asing bermodal gede di balik kepemilikan Gojek
ILUSTRASI. Manajemen Gojek mengonfirmasi PHK terhadap 430 karyawannya.


Reporter: Sandy Baskoro | Editor: Sandy Baskoro

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gojek sedang menghadapi tantangan bisnis. Manajemen Gojek mengonfirmasi adanya pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 430 karyawan atau 9% dari total karyawan perusahaan ride hailing tersebut.

Baca Juga: Balada Gojek: PHK karyawan, kepemilikan Nadiem Makarim dan kedatangan pemodal asing

Dalam penjelasan resmi yang diterima Kontan.co.id, Selasa (23/6), Gojek membenarkan terjadi PHK terhadap 430 karyawan.

Hal itu lantaran mereka terpaksa menutup bisnis Go Life. Layanan GoLife yang meliputi layanan GoMassage dan GoClean, serta GoFood Festival yang merupakan jaringan pujasera GoFood di sejumlah lokasi, akan dihentikan.

Sejatinya, Gojek didukung para pemodal berkantong tebal. Berdasarkan catatan Kontan.co.id, sejak akhir tahun lalu hingga Mei tahun ini, sebanyak tujuh investor menginjeksi modal PT Aplikasi Karya Anak Bangsa, badan hukum Gojek, dengan membeli saham Seri P.

Baca Juga: Ada PHK di Gojek, begini awal ceritanya....

Mengacu data Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum (AHU) Kementerian Hukum dan HAM, per 8 Mei 2020, setidaknya ada 107 entitas yang menguasai saham Gojek.

Para pemodal itu antara lain Google Asia Pacific, Allianz Strategic Investment, Hera Capital, KKR Go Investments, Sequoia Capital, Tencent Mobility Limited, Mitsubishi Corporation, Rakuten Capital.

Adapula Blackrock Global Fund, Gamvest Pte Ltd, Golden Signal Limited, Tencent Mobility Limited, dan Unilever Swiss Holdings.

Perusahaan berbadan hukum Indonesia juga mengempit saham Gojek, seperti PT Astra International Tbk, PT Asuransi Jiwa Seqius Life, PT Northstar Pacific Investasi, PT Union Sampoerna, hingga Grup Blue Bird.

Baca Juga: Kala Boy Thohir sebut bisnis Gojek sedang berat, kini 430 karyawan Gojek di PHK

Kepemilikan Nadiem di Gojek, baca halaman berikutnya>>

Selain pemodal institusi, investor perorangan juga menguasai Gojek. Dari 21 nama investor perorangan, nama salah satu pendiri Gojek, Nadiem Anwar Makarim, masih tercatat.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI itu memiliki empat seri saham (Seri E, I, N, O) dengan nilai nominal Rp 90,84 juta. Porsi kepemilikan ini setara 0,01% dari total modal ditempatkan dan disetor.

Baca Juga: Konfirmasi PHK 430 karyawan, pimpinan Gojek minta maaf

Pendiri Gojek lainnya, yakni Kevin Aluwi memiliki saham dengan nilai nominal yang lebih kecil dibandingkan Nadiem, yakni Rp 10,25 juta. Pemegang saham individu berikutnya adalah Andre Sulistyo, yang juga menjabat Direktur Utama Gojek. Saat ini Andre memiliki dua seri saham (Seri A dan Seri N) dengan nilai nominal Rp 167,85 juta (0,02%).

Pada 2010, Nadiem mendirikan Gojek bersama Kevin Aluwi dan Michaelangelo Moran. Berdasarkan catatan AHU Kemenkum dan HAM, Moran sudah tak tercatat lagi sebagai pemegang saham Gojek per 21 Juni 2017.

Kendati memiliki saham Gojek, Nadiem Makarim tidak lagi terlibat dalam kepengurusan perusahaan ride hailing tersebut, termasuk melepas jabatan Direktur Utama Gojek, terhitung sejak ditunjuk Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, per Oktober 2019.

Baca Juga: Gojek PHK ratusan karyawan, empat layanan ini dihentikan

Dengan mengempit 0,01% saham Gojek, tidak diketahui berapa nilai kepemilikan saham Nadiem jika dikonversi ke dalam rupiah.

Satu dekade berlalu, Gojek telah menjelma menjadi decacorn super app dengan valuasi menembus US$ 10 miliar setara Rp 140 triliun (kurs Rp 14.000 per dollar AS).

Gojek terus menggelar ekspansi bisnis. Mereka baru saja mengakuisisi Moka, perusahaan teknologi penyedia layanan aplikasi sistem kasir digital di Indonesia.

Aksi korporasi ini membuat Gojek dan Moka menggabungkan layanan untuk memberikan solusi komplit bagi mitra usaha (merchant), yang terdiri dari pembayaran, pengantaran makanan, dan sistem point of sale (POS).

Gojek berharap dapat mendukung pertumbuhan dan digitalisasi UMKM di Indonesia, baik usaha online maupun offline.

Baca Juga: Gojek PHK ratusan karyawan, lagi musim PHK di kalangan start up?

Keputusan pahit Gojek, baca di halaman berikutnya >>

Meski didukung investor asing bermodal gede, toh Gojek tak mampu melawan perkembangan bisnis yang bergerak begitu dinamis. Apalagi, saat ini dunia sedang dilanda wabah corona.

Keputusan pahit itu sudah diketuk. Gojek menyatakan melakukan PHK terhadap 430 karyawannya.

Baca Juga: Nadiem Makarim masih punya saham Gojek, ini nilai total kekayaannya

Keputusan ini diambil berdasarkan evaluasi atas situasi makro ekonomi dan perubahan perilaku masyarakat yang menjadi lebih waspada terhadap aktivitas yang melibatkan kontak fisik ataupun kegiatan yang tidak memungkinkan untuk berjaga jarak.

Kedua bisnis Gojek, yakni GoLife dan GoFood Festival membutuhkan interaksi jarak dekat, dan mengalami penurunan permintaan secara signifikan dalam beberapa bulan terakhir seiring dengan pandemi corona. Aplikasi GoLife dapat digunakan hingga 27 Juli 2020.

"Kami memohon maaf sebesar-besarnya kami harus mengambil keputusan sulit untuk kita dapat mengimplementasikan hal ini," kata Co-CEO Gojek, Andre Soelistyo dan Kevin Aluwi, Selasa (23/6).

Baca Juga: Indonesian ride-hailing firm Gojek cuts 9% of headcount

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×