Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengembangan kawasan industri dinilai menjanjikan di tengah pertumbuhan ekonomi dan investasi yang sedang digenjot pemerintah. PT Intiland Development Tbk (DILD) pun tidak ketinggalan untuk menggarap segmen bisnis ini.
Corporate Secretary DILD Theresia Rustandi menjelaskan, saat ini Intiland memiliki dua pengembangan kawasan industri, yakni Ngoro Industrial Park (NIP) yang berokasi di Mojokerto Jawa Timur, serta Batang Industrial Park (BIP) yang berada di Batang Jawa Tengah.
Di kawasan Industri NIP, terdapat sekitar 91 perusahaan atau investor dari berbagai bidang industri, seperti makanan, otomotif, semen, dan sektor lainnya. Sementara BIP, meski relatif masih baru dikembangkan oleh Intiland, tapi sudah ada beberapa perusahaan multinasional yang berinvestasi dan mulai membangun pabriknya.
Penting untuk dicatat, pengembangan kawasan Industri Intiland di Batang Industrial Park ini berbeda lokasi, segmentasi dan luasan dengan Kawasan Industri Batang (KIT) Batang yang sedang dikembangkan oleh pemerintah.
Baca Juga: Marketing sales Diamond Citra Propertindo (DADA) sudah mendekati Rp 300 miliar
Dari segi luas area pengembangan, saat ini Kawasan Industri NIP telah berjalan dengan luasan wilayah 500 hektare (ha). Intiland merencanakan penambahan luasan wilayah sebesar 100 ha pada tahun 2022.
"Sedangkan Kawasan Industri BIP di tahap 1 ini dibuka dengan luas wilayah 287 ha. Di kawasan industri ini ada perusahaan multinasional dan potential buyer yang siap bergabung," jelas Theresia saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (17/10).
Adapun kontribusi penjualan segmen pengembangan kawasan industri pada Semester I-2021 tercatat sebesar Rp 274 miliar atau mencapai 26% dari total marketing sales DILD, yakni Rp 943 miliar.
Theresia menegaskan, pihaknya terus menjaga komitmen dalam menyediakan kawasan yang aman dan memiliki berbagai fasilitas yang mendukung kemudahan operasional perusahaan yang bertempat di kawasan industri yang digarap Intiland. Dia bilang, Intiland juga akan melakukan langkah-langkah ekspansi di lahan yang masih tersedia.
"Kami juga terus menjajaki peluang-peluang pengembangan kawasan industri di wilayah lainnya termasuk peluang untuk menjalin kerjasama dengan mitra strategis," imbuh Theresia.
Baca Juga: Kawasan Industri Jababeka (KIJA) targetkan marketing sales Rp 1,4 triliun di 2021
Di tengah pertumbuhan investasi dan ekonomi, Intiland melihat bisnis kawasan industri di Indonesia tetap prospektif. Undang-Undang Cipta Kerja pun dinilai bakal turut mendorong laju investasi yang mengalir ke kawasan industri.
"Kami yakin prospek Kawasan Industri di Indonesia cukup menjanjikan dan prospektif. Sejalan dengan upaya perbaikan iklim investasi yang diatur dalam UU Cipta Kerja serta peluang relokasi industri ke Indonesia," pungkas Theresia.
Selanjutnya: Hotel Meruoroh milik IFRO di Labuan Bajo siap sambut turis setelah diresmikan Jokowi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News