kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.800   4,00   0,02%
  • IDX 6.262   8,20   0,13%
  • KOMPAS100 896   3,65   0,41%
  • LQ45 707   -0,42   -0,06%
  • ISSI 194   0,88   0,46%
  • IDX30 372   -0,72   -0,19%
  • IDXHIDIV20 450   -1,01   -0,22%
  • IDX80 102   0,35   0,35%
  • IDXV30 106   0,47   0,45%
  • IDXQ30 122   -0,87   -0,70%

Intip Strategi Perusahaan Konstruksi Mitigasi Gejolak Ekonomi dan Pelemahan Rupiah


Kamis, 10 April 2025 / 08:20 WIB
Intip Strategi Perusahaan Konstruksi Mitigasi Gejolak Ekonomi dan Pelemahan Rupiah
ILUSTRASI. Perusahaan konstruksi mulai melakukan mitigasi terhadap dampak gejolak ekonomi dan pelemahan nilai tukar rupiah


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perang tarif yang disulut oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menimbulkan gejolak ekonomi global. Dampaknya bisa menjalar ke berbagai sektor, tak terkecuali di bisnis konstruksi.

Apalagi, gerak nilai tukar rupiah masih melemah dan berada diambang level Rp 17.000 menghadapi dolar AS. Di mana, rupiah spot masih berada di level Rp 16.873 per dolar AS pada Rabu (9/4). Sejalan, kurs Jisdor Bank Indonesia parkir di level Rp 16.943 per dolar AS.

Perusahaan konstruksi pun mulai melakukan mitigasi terhadap dampak gejolak ekonomi dan pelemahan nilai tukar rupiah. Sekretaris Perusahaan PT Adhi Karya Tbk (ADHI) Rozi Sparta menyoroti dua dampak yang menjadi perhatian perusahaan konstruksi.

Pertama, pengaruh ekonomi global terhadap domestik yang berisiko menciptakan perlambatan pertumbuhan. Situasi ini berpotensi mempengaruhi iklim investasi yang bisa berdampak pada penurunan pertumbuhan pasar infrastruktur atau konstruksi.

Kedua, pengaruh perang tarif yang terjadi saat ini berpotensi memengaruhi rantai pasok (supply chain), terutama sejumlah bahan material yang didatangkan dari luar negeri.

Baca Juga: Begini Rekomendasi Saham dan Proyeksi Pergerakan IHSG untuk Hari Ini (10/4)

Rozi bilang, ADHI pun masih mendalami potensi peningkatan harga bahan baku, sembari berkomunikasi dengan pemasok (supplier) utama terkait dinamika terkini.

Catatan Rozi, ADHI tidak memiliki eksposure secara langsung terhadap peningkatan nilai tukar dolar AS, karena mayoritas transaksi pemberian jasa dan instrumen pendanaan dilakukan melalui rupiah.

"Terhadap dinamika yang terjadi, terdapat potensi untuk dilanjutkan ke dalam klaim atau eskalasi. Namun perlu ditelaah kembali, dan akan berlandaskan kontrak dan kesepakatan," kata Rozi kepada Kontan.co.id, Rabu (9/4).

PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) juga sedang menghitung seberapa signifikan dampak dari dinamika ekonomi saat ini. Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya, Mahendra Vijaya mengungkapkan porsi material impor WIKA hanya di bawah 10%.

Walaupun tidak banyak melakukan impor material, tapi jika nanti material lokal terdampak, maka hal ini juga bisa berdampak kepada WIKA.

"Kondisi ini tentu akan memberikan dampak terhadap bisnis konstruksi. Namun seberapa besar dampaknya kami sedang melakukan kajian," kata Wijaya.

Executive Vice President Sekretaris Perusahaan PT Hutama Karya Adjib Al Hakim mengungkapkan pihaknya menerapkan langkah mitigasi guna menjaga profitabilitas. Hutama Karya memprioritaskan penggunaan bahan baku lokal, hingga melakukan kajian ulang terhadap struktur pembiayaan proyek.

Baca Juga: Kocok Ulang Portofolio Investasi di Tengah Tren Pelemahan IHSG dan Harga Emas

Fokus utama saat ini adalah memastikan kelangsungan proyek strategis bisa berjalan sesuai target. "Hutama Karya optimistis dapat menghadapi tantangan ekonomi global tanpa mengorbankan kualitas maupun jadwal penyelesaian proyek," ujar Adjid.

Sekretaris Perusahaan PT PP Tbk (PTPP) Joko Raharjo mengungkapkan sejauh ini biaya proyek yang sedang berjalan belum terdampak. Joko bilang, PTPP tidak berhubungan langsung dalam kegiatan ekspor - impor untuk memenuhi kebutuhan raw material konstruksi.

PTPP melakukan strategic partnership dengan para supplier untuk dapat menjaga harga yang cenderung volatile. Dengan strategi ini, PTPP mengikat harga dalam jangka waktu panjang dengan rentang kenaikan kurs yang dibatasi dan disepakati bersama supplier.

Tak hanya BUMN Karya, perusahaan konstruksi swasta juga mulai siaga. Sekretaris Perusahaan PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL) Anggie S. Sidharta menyatakan sejauh ini pelemahan kurs rupiah belum berdampak secara langsung terhadap proyek-proyek yang sedang berjalan.

 

Namun jika diperlukan, TOTL tidak menutup kemungkinan untuk melakukan penyesuaian kontrak. "Apabila diperlukan penyesuaian tentunya akan dilihat secara case-by-case, disesuaikan dengan masing-masing kontrak yang berlaku," kata Anggie.

Guna merespons dinamika ekonomi saat ini, TOTL melakukan sejumlah strategi untuk mempertahankan kinerja. Di antaranya dengan menjaga kas tetap positif, melakukan efisiensi dan optimalisasi pada kinerja, serta biaya operasional agar tetap berkelanjutan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×