kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.904   26,00   0,16%
  • IDX 7.205   64,44   0,90%
  • KOMPAS100 1.107   12,16   1,11%
  • LQ45 879   12,29   1,42%
  • ISSI 221   1,13   0,52%
  • IDX30 449   6,77   1,53%
  • IDXHIDIV20 541   6,33   1,18%
  • IDX80 127   1,54   1,22%
  • IDXV30 135   0,55   0,41%
  • IDXQ30 149   1,80   1,22%

Investasi EBT pada Tahun Ini Diprediksi Lebih Besar Dibanding 2023


Minggu, 07 Januari 2024 / 16:37 WIB
Investasi EBT pada Tahun Ini Diprediksi Lebih Besar Dibanding 2023
ILUSTRASI. Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) beroperasi di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, Minggu (4/12/2022). ANTARA FOTO/Abriawan Abhe/YU


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Institute for Essential Services Reform (IESR) melihat investasi energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia diprediksi akan lebih tinggi dibandingkan 2023 karena banyaknya proyek-proyek besar yang akan dieksekusi tahun ini. 

Seperti diketahui, investasi EBT di Indonesia pada 2023 akan menjadi yang paling rendah dalam 6 tahun belakangan. Berdasarkan data Kementerian ESDM sampai dengan November 2023, realisasi investasi Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) baru mencapai US$ 1,17 miliar atau 64,49% dari target yang senilai US$ 1,8 miliar.

Berdasarkan data realisasi investasi EBTKE Kementerian ESDM di 2022, sejak 2017-2022 tren investasi EBTKE bergerak cukup fluktuatif di kisaran US$ 1,36 miliar sampai US$ 1,96 miliar. 

Perinciannya, realisasi EBTKE di 2017 senilai US$ 1,96 miliar, kemudian 2018 senilai US$ 1,53 miliar, 2019 senilai US$ 1,71 miliar, 2020 senilai US$ 1,36 miliar, 2021 senilai US$ 1,55 miliar, dan 2022 senilai US$ 1,55 miliar. 

Baca Juga: Getol Menggarap Pembangkit EBT, Intip Rekomendasi Saham Kencana Energi (KEEN) Berikut

Direktur Eksekutif IESR, Fabby Tumiwa menjelaskan, investasi EBT yang melempem di 2023 karena sejak 2020 lelang pembangkit energi terbarukan sangat sedikit. Ditambah pada 2021 di masa Covid-19, lelang EBT tidak dilakukan. Kemudian pada 2022 pengadaan pembangkit hijau mulai kembali berjalan hanya saja belum terlalu ramai. 

“Tentu kalau tidak ada proyek yang dilelang, maka investasi tidak banyak,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Minggu (7/1). 

Persoalan EBT ini semakin diperkeruh dengan kondisi oversupply listrik PT PLN di sistem Jawa-Bali sehingga penambahan kapasitas EBT dalam beberapa tahun terakhir sangat lambat. 

Ketua Indonesia Center for Renewable Energy Studies (ICRES), Surya Darma menyatakan selama 2023 Indonesia mengalami pelandaian investasi energi terbarukan karena disebabkan sejumlah faktor kondisi dan kebijakan nasional. 

“Kondisi kelistrikan Indonesia yang over supply dalam beberapa tahun belakangan dan ke depan menjadi alasan kuat untuk tidak banyak menerima energi terbarukan. Walaupun di lain pihak pembangunan PLTU masih terus dilanjutkan tanpa terhalang oleh over supply,” ujarnya belum lama ini. 

Persoalan yang menghambat investasi EBT di Indonesia sejatinya belum banyak berubah dari beberapa tahun silam, salah satunya persoalan sosial di Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP). 

“Masalah sosial biasanya terjadi karena ada conflict of interest. Ini perlu dicermati dan diselesaikan,” jelasnya. 

Baca Juga: Produksi Listrik EBT Pertamina NRE Tumbuh 18% pada Tahun Lalu

Selain masalah sosial, kerap kali proyek panas bumi terkendala harga jual listrik yang tidak mencapai nilai keekonomiannya. 

Investasi EBT di 2024 Akan Naik
Direktur Eksekutif IESR, Fabby Tumiwa memprediksi, tahun ini investasi pembangkit EBT akan lebih baik dibandingkan 2023. 

“Masih ada harapan investasi lebih baik di tahun ini. Namun ini tergantung eksekusi proyek-proyek besar yang rencananya akan diimplementasi dan mulai berjalan di 2024,” tambahnya. 

Misalnya saja, Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Tanah Laut berkapasitas 70 MW di Kalimantan Selatan yang juga  dilengkapi sistem penyimpanan energi baterai atau Battery Energy Storage System (BESS) sebesar 10 MWh akan masuk fase konstruksi awal 2024 dan mencapai Commercial Operation Date (COD) 2025. 

Kemudian proyek de-dieselisasi mulai dilaksanakan 2024 untuk mengejar tidak ada lagi pembangkit diesel (PLTD) yang beroperasi di 2030. Saat ini, PLN memiliki kurang lebih 5.200 PLTD yang tersebar di sekitar 2.100 lokasi. Program ini akan dibagi ke dalam dua klaster barat dan timur. 

Beberapa proyek lain yang diharapkan dapat menunjang investasi EBT di tahun ini, ialah PLTS Terapung Karangkates, Jawa Timur berkapasitas 100 MW yang akan COD di tahun ini dan PLTS di IKN (50 MW) yang sudah ground breaking sehingga ditargetkan COD pada Juni 2024. 

“Jadi kalau saya melihat dari beberapa proyek di tahun lalu bisa segera dieksekusi. Dari PLTS saja akan mulai paling tidak di Kuartal I 2024 sudah mulai jalan,” kata dia. 

Meski dari sisi realisasi investasi EBT nasional akan lebih tinggi dibandingkan tahun lalu, Fabby menilai, realisasi ini masih jauh di bawah kebutuhan investasi yang seharusnya. 

Dalam catatan Kontan.co.id jika mau mencapai bauran EBT 23% di 2025, kapasitas pembangkit yang harus dibangun di Indonesia sebesar 3 GW-4 GW pertahun. Adapun nilai investasi yang dibutuhkan untuk pengembangan EBT di 2020-2024 berada di kisaran US$ 40 miliar hingga US$ 55 miliar atau US$ 10 miliar hingga US$ 13,7 miliar tiap tahun. 

“Sedangkan di tahun lalu saja target US$ 1,8 miliar tidak tercapai, tahun 2022 target US$ 2 miliar juga gak mencapai. Harusnya investasi EBT di Indonesia jauh lebih besar dari target pemerintah,” kata Fabby. 

Fabby menyatakan, gairah investasi di tahun ini akan lebih bagus jika PT PLN melelang proyek EBT di awal tahun. Kelak, di akhir tahun kesepakatan jual beli tenaga listrik (PPA) sudah dapat beres. Setelah itu proyek dapat segera masuk proses konstruksi di 2025. 

“Seharusnya sih kalau kita lihat di 2024 ini mungkin 3 GW proyek EBT bisa dilelang,” kata dia. 

Pihaknya juga berharap pemerintah dan PLN dapat segera meresmikan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) dan Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) yang baru sehingga memberikan kepastian proyek pada pengembang. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×