Reporter: Amailia Putri Hasniawati, Benediktus Krisna Yogatama | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Investor China tergiur mekarnya pasar baja Indonesia. Agar bisa leluasa mencicipi pasar baja Indonesia, salah satu perusahaan investasi Negeri Panda bernama China Minsheng Investment Corp (CMI) berniat mendirikan pabrik baja di Indonesia.
CMI telah menghitung kebutuhan investasi senilai untuk mendirikan pabrik baja ini sebesar US$ 1,6 miliar. Pembangunan pabrik baja akan dilakukan dua tahap. Pabrik tahap pertama diharapkan bisa memproduksi baja sebanyak 3 juta ton per tahun.
Pabrik tahap kedua juga dipersiapkan kapasitas produksi 3 juta ton. Total produksi pabrik baja yang akan dipersiapkan CMI mencapai 6 juta ton per tahun. "Tahun ini target kami bisa membangun industri baja," kata Li Huaizhen, chief executive officer (CEO) CMI di Jakarta, Selasa (21/4).
Komitmen investasi dari Li ini sejatinya merupakan hasil tindak lanjut perjanjian investasi China di Indonesia yang diteken Maret 2015 lalu. Walaupun CMI punya target membangun pabrik baja di Indonesia tahun ini, namun CMI belum bisa memastikan kapan pabrik baja itu bisa produksi. Sebab, kata Li, pihaknya masih fokus mencari lokasi proyek.
Selain memiliki pilihan membangun pabrik baja sendiri, CMI juga punya pilihan mengakuisisi perusahaan baja yang sudah ada di Indonesia. Namun sayang, Li tidak menyebutkan secara spesifik, siapa perusahaan baja yang sedang mereka incar.
CMI merupakan perusahaan private equity yang didirikan oleh 59 perusahaan swasta asal China. Perusahaan yang bermodalkan US$ 8 miliar ini telah menggandeng lebih dari 20 perusahaan China untuk menjalankan bisnisnya.
CMI tak cuma tertarik berinvestasi di bisnis baja. Mereka juga minat investasi lainnya seperti; pembangkit listrik, infrastruktur, perikanan, internet, bisnis pesawat jet serta produksi serta pengoperasian helikopter.
Dalam melancarkan rencana bisnis di Indonesia, CMI mengajak Indonesia China Business Council (ICBC) sebagai mitra kerja. Sekedar mengingatkan saja, pada Maret 2015 lalu, Indonesia dan China telah menjalin kesepakatan investasi dengan total nilai mencapai US$ 40 miliar.
Belum ajukan izin
Rencana masuknya perusahaan China di bisnis baja Indonesia sudah lama dilontarkan oleh Irvan Kamal Hakim, Chairman Indonesia Iron and Steel Industries Association (IISIA). Irvan menyebutkan, banyak perusahaan baja China ingin memindahkan lokasi pabrik mereka ke Indonesia.
Alasan perusahaan baja China itu adalah, ekonomi di China sedang melambat sehingga pasar baja ikut loyo. Alhasil, perusahaan baja China berusaha memindahkan pabrik ke negara lain.
Salah satu yang dilirik adalah Indonesia. "Kami menyambut baik investor yang ingin investasi di sektor baja ini," kata Irvan.
Ia berharap, investor China itu memproduksi produk baja yang belum diproduksi di indonesia. "Sebaiknya investasi tersebut melengkapi kekosongan mata rantai industri baja nasional," kata Irvan kepada KONTAN, Rabu (22/4).
Walaupun sudah melontarkan rencana investasi di Indonesia, namun rencana CMI itu belum sampai ke meja Harjanto, Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian. "Mereka belum bertemu saya," kata Harjanto yang menyambut baik rencana CMI itu.
Hal senada juga disampaikan Azhar Lubis, Deputi Bidang Pengendalian Penanaman Modal Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Ia bilang, industri baja terbuka bagi investor asing, dan pihaknya akan memfasilitasi jika sudah ada permohonan investasi. "Perusahaan itu belum menyampaikan permohonan perizinan ke BKPM, jika sudah diajukan maka kami akan memproses sesuai ketentuan," kata Azhar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News