kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Iuran BPJS Kesehatan naik, Mitra Keluarga optimalisasi ketersediaan obat generik


Kamis, 07 November 2019 / 19:35 WIB
Iuran BPJS Kesehatan naik, Mitra Keluarga optimalisasi ketersediaan obat generik
ILUSTRASI. Rumah Sakit Mitra Keluarga


Reporter: Amalia Fitri | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten pengelola rumahsakit, PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) masih akan melihat bagaimana dampak kenaikan iuran pelayanan BPJS Kesehatan yang resmi dinaikkan oleh Pemerintah pada Januari 2020 mendatang.

"Untuk iuran BPJS, sejauh ini yang kami lihat dampaknya hanya baru perbaikan pembayaran ke rumah sakit. Harapannya, dengan adanya surplus cashflow dari BPJS nantinya bisa membayar tunggakan ke rumah sakit atau farmasi. Setidaknya, waktu pembayarannya lebih cepat," jelas Aditya Widjaja, Investor Relation MIKA kepada Kontan.co.id, Kamis (7/11).

Sebagai informasi, iuran BPJS Kesehatan telah resmi ditetapkan naik karena adanya defisit berjumlah triliunan. Hal ini disebabkan oleh underpriced dan adverse selection pada PBPU (peserta bukan penerima upah) atau peserta mandiri.

Baca Juga: Mitra Keluarga (MIKA) batasi kontribusi pendapatan dari pasien BPJS hanya 40%

Kementerian Keuangan sendiri memaparkan jika pada akhir tahun anggaran 2018, tingkat keaktifan PBPU atau peserta mandiri hanya sebesar 53,7%. Sejak 2016 sampai dengan 2018, besar tunggakan PBPU mencapai sekitar Rp 15 triliun.

Aditya melanjutkan, kenaikan iuran BPJS Kesehatan tersebut akan dibarengi oleh usaha MIKA pada optimalisasi ketersediaan obat-obatan generik. Hal ini dilakukan agar pasien BPJS Kesehatan tidak perlu menunggu terlalu lama atau membeli obat di luar rumahsakit.

"Kami juga akan memperbaiki antrian dengan menggunakan kios khusus agar pasien BPJS tidak perlu antri dan menghemat waktu mereka," lanjut Aditya.

Sepanjang kuartal III 2019, pendapatan MIKA dari sektor pasien BPJS meningkat 6,5% dari tahun lalu, yakni sebesar 13,5%. Namun, bila dibandingkan dengan pemasukan dari pasien umum, sektor BPJS Kesehatan masih menduduki porsi low base. Sebaliknya, porsi pendapatan dari pasien umum masih mendominasi sebesar 86,5%.

Baca Juga: Mitra Keluarga Karyasehat (MIKA) Dorong Pendapatan, Lewat Penambahan Unit Layanan

Dari sisi pendapatan di kuartal III 2019, MIKA meraup peningkatan pendapatan sebesar 17,24% di nilai Rp 2,38 triliun dari Rp 2,03 triliun tahun lalu. Sementara itu, laba meningkat 9,24% sebesar Rp 531,79 miliar dari Rp 486,78 miliar.

Senada, jumlah ekuitas, aset, dan liabilitas ikut meningkat. Ekuitas secara year to date meningkat 4,50% di nilai Rp 4,64 triliun, lalu jumlah aset meningkat 6,10% sebesar Rp5,39 triliun dan liabilitas meningkat 18,55% di angka Rp758,12 miliar.

"Sementara sampai kuartal III 2019, capex yang diserap sudah sebanyak Rp 423 miliar dari Rp 600 miliar," ujar Aditya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×