kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Jaga kinerja, Estika Tata Tiara (BEEF) perkuat lini bisnis bernilai tambah


Senin, 21 Desember 2020 / 16:18 WIB
Jaga kinerja, Estika Tata Tiara (BEEF) perkuat lini bisnis bernilai tambah
ILUSTRASI. Estika Tata Tiara (BEEF) melakukan pergeseran fokus pada lini-lini bisnis bernilai tambah.


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Estika Tata Tiara Tbk (BEEF) melakukan pergeseran fokus pada lini-lini bisnis bernilai tambah mulai dari penjualan daging portion cut, makanan olahan, hingga bisnis logistik rantai dingin atau cold chain.

Direktur Utama PT Estika Tata Tiara Tbk, Yustinus Sadmoko mengatakan, upaya transformasi bisnis tersebut dilakukan sebagai upaya adaptasi bisnis perusahaan di tengah kondisi pandemi Covid-19.

“Saat ini, itu adalah strategi yang paling masuk akal dan kita yakini akan membawa kembali perusahan kita kepada profitabilitas,” ujar Yustinus dalam acara paparan publik yang berlangsung secara virtual, Senin (21/12).

Mengintip laporan keuangan perusahaan, BEEF memang masih membukukan rugi bersih di sembilan bulan pertama. Tercatat, rugi bersih diatribusikan kepada pemilik entitas induk BEEF mencapai sebesar Rp 101,68 miliar di sepanjang Januari-September 2020.

Baca Juga: Kurang menguntungkan, Estika Tata Tiara (BEEF) kurangi aktivitas pemeliharaan sapi

Sebelumnya, BEEF masih mampu membukukan laba bersih diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 46,17 miliar pada periode sama tahun lalu. Sementara itu, realisasi penjualan BEEF tercatat turun tipis 1,72% secara tahunan atau year-on-year (yoy) dari semula Rp 903,25 miliar pada Januari-September 2019 menjadi Rp 87,64 miliar di Januari-September 2020.

Yustinus menjelaskan, lini bisnis perusahaan di tingkat hulu (commodity business) seperti bisnis feedlot serta meatpacking & beef trading memang tertekan di tengah pandemi. Biang keroknya antara lain disebabkan oleh harga jual produk-produk tersebut yang menurun. Maklumlah, permintaan produk-produk ini melemah seiring berkurangnya aktivitas atau acara-acara seperti pesta pernikahan, pesta lebaran, dan lain-lain.

Sebaliknya, permintaan produk-produk bernilai tambah seperti halnya makanan olahan dari sektor ritel groceries justru meningkat permintaannya. Di sisi lain, bisnis penjualan produk-produk ini juga jadi menguntungkan seiring turunnya harga bahan baku di tingkat hulu sehingga penjualan produk-produk tersebut diharapkan dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan. Sejalan dengan prospek pasar produk-produk pangan olahan yang membaik, permintaan untuk jasa logistik cold chain juga diproyeksikan ikut membaik.

Itulah sebabnya, strategi pergeseran fokus bisnis ke  produk-produk bernilai tambah. Meski begitu, Yustinus memproyeksi bahwa BEEF belum akan mampu membukukan laba bersih pada tahun ini, sebab upaya pergeseran fokus ke arah produk bernilai tambah baru dilakukan oleh perusahaan pada awal paruh kedua tahun ini.

Yustinus memproyeksikan, kontribusi bisnis bernilai tambah dalam total omset BEEF baru akan berkontribusi sekitar 25%-30% dari total perolehan top line perusahaan. Taksiran Yustinus, kontribusi  bisnis bernilai tambah baru akan mencapai 50% dari total perolehan omset pada tahun depan.

Selain melakukan transformasi bisnis, BEEF juga terus berupaya menggencarkan efisiensi bisnis untuk mengejar profitabilitas. Hal ini ditempuh melalui berbagai cara seperti memangkas gaji direksi minimal sebesar 40%, melakukan penyesuaian jumlah tenaga kerja dengan tidak memperpanjang kontrak-kontrak yang dirasa kurang mendesak dan sudah habis masa kontraknya, meningkatkan efisiensi dan efektivitas kegiatan distribusi dan pemasaran, serta mengurangi kegiatan-kegiatan non esensial seperti hiburan dan perjalanan-perjalan yang dirasa kurang perlu.

“Upaya-upaya ini sedang dan masih akan terus kami lakukan lagi, kami juga  akan sisir lagi apa lagi yang bisa kita lakukan (untuk menghemat biaya),” tambah Yustinus.

Selanjutnya: Widodo Makmur Perkasa (WMP) jaga rantai pasok di industri protein hewani

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×