kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jajal bisnis sanitasi, Mark Dynamics (MARK) mulai produksi kloset semester II 2020


Kamis, 09 Januari 2020 / 18:06 WIB
Jajal bisnis sanitasi, Mark Dynamics (MARK) mulai produksi kloset semester II 2020
ILUSTRASI. crissantus.binsasi-Foto 3-(Eksekutif) Ridwan Goh: Jangan Serakah dalam berinvestasi. Ridwan Goh, Chief Executif Officer PT Mark Dynamics Indonesia Tbk


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen cetakan sarung tangan, PT Mark Dynamics Indonesia Tbk terus melebarkan sayap usahanya. Pasalnya, emiten yang memiliki kode saham MARK ini akan menjajal bisnis produk-produk sanitasi di tahun 2020.

“Kami tahun ini sudah akan mulai produksi dan memasarkan kloset dan produk-produk sanitasi lainnya, itu rencana di semester II,” kata Presiden Direktur PT Mark Dynamics Indonesia Tbk, Ridwan Goh kepada Kontan.co.id, Kamis (9/1).

Rencana ini bukannya tanpa persiapan. Sebelumnya, perseroan telah menggelontorkan investasi sebesar Rp 150 miliar untuk menyiapkan lahan dan membangun gedung pabrik yang berlokasi di pabrik cetakan sarung tangan perseroan, yakni Tanjung Morawa, Sumatera Utara. Pembangunan gedung pabrik tersebut sudah rampung dan siap digunakan pada akhir tahun 2019 lalu.

Baca Juga: Tahun Depan, MARK Akan Menjajal Bisnis Sanitasi

Saat ini, perseroan tengah mengawal proses masuknya mesin-mesin produksi yang mulai akan masuk pada bulan ini. Adapun proses masuknya mesin dan instalasinya diperkirakan akan memakan waktu 1 - 2 bulan.

Berdasarkan perkiraan sementara, investasi yang dibutuhkan untuk pembelian dan instalasi mesin kurang lebih sebesar Rp 30 miliar. Untuk membiayai agenda ekspansi tersebut, perseroan akan memanfaatkan kas internal dan juga fasilitas pinjaman dari bank.

Lain halnya dengan produk cetakan sarung tangan yang berorientasi ekspor, penjualan dari produk-produk sanitasi ini akan difokuskan untuk menyasar pasar domestik. Adapun segmen pasar yang diincar meliputi segmen pasar ritel maupun institusi.

Sayangnya, Ridwan masih enggan buka-bukaan soal strategi pemasaran yang akan ditempuh untuk penjualan produk-produk sanitasi.

Baca Juga: Mark Dynamics Indonesia (MARK) masih kaji ulang untuk ekspansi ke produk sanitasi

Strategi diversifikasi ini bukannya tanpa alasan. Menurut Ridwan, perseroan tidak ingin melewatkan peluang yang ada di pasar produk-produk sanitasi dalam negeri.

Maklum saja, peluang yang ada di pasar produk-produk sanitasi, utamanya kloset, dirasa masih sangat menjanjikan akibat selisih antara permintaan dan kapasitas produksi nasional.

Menurut catatan Ridwan, kapasitas produksi kloset nasional hanya berkisar antara 2 juta - 3 juta unit per tahunnya. Sementara itu, angka permintaan yang ada jauh melebihi kapasitas produksi nasional, yaitu berkisar antara 4 juta hingga 6 juta unit tiap tahunnya sehingga masih terbuka peluang yang cukup besar untuk mengisi celah tersebut.

Selain itu, adanya program-program pemerintah seperti misalnya Program Sejuta Rumah diyakini menjadi peluang bisnis yang bisa mengerek permintaan produk-produk sanitasi ke depannya.

Baca Juga: Mark Dynamics Indonesia (MARK) tingkatkan kapasitas produksi 18% tahun depan

Di sisi lain, MARK juga cukup diuntungkan oleh lokasi pabrik perseroan yang terletak di Sumatera Utara. Pasalnya, Ridwan mencatat bahwa hingga kini belum terdapat pabrik kloset di Sumatera Utara.

 Oleh karenanya, selama ini kebutuhan kloset di Sumatera biasanya dipenuhi dengan cara mendatangkan produk kloset di daerah lain atau dengan cara mengimpor.

Hal ini membuat harga produk-produk kloset yang didatangkan menjadi lebih mahal, sebab ukuran bobot dan dimensi kloset yang besar membutuhkan biaya pengangkutan yang tidak sedikit.

Baca Juga: Pendapatan dan Laba Bersih 2019 MARK Hanya Tumbuh Satu Digit, Ini Penyebabnya

Dengan demikian, produk kloset MARK bisa memiliki keunggulan dari segi harga di pasar kloset Sumatera pada nantinya.

Selain memiliki peluang yang besar, diversifikasi usaha ke bisnis sanitasi masih bertalian dengan bisnis cetakan sarung tangan.

“Bahan baku dari kloset ini sebagian bisa diambil dari sisa bahan baku cetakan sarung tangan yang juga terbuat dari keramik,” ujar Ridwan.

Sebagai lini usaha yang masih baru, Ridwan memperkirakan segmen penjualan produk sanitasi belum akan memiliki porsi yang cukup besar dalam penjualan perseroan di tahun 2020.

Namun demikian, Ia berharap kehadiran lini usaha baru ini bisa turut mengerek kinerja penjualan perseroan pada tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×