kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.325.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jasa logistik ekspres tumbuh hingga 30% pada semester I-2021


Jumat, 13 Agustus 2021 / 18:50 WIB
 Jasa logistik ekspres tumbuh hingga 30% pada semester I-2021
ILUSTRASI. Petugas mengirimkan barang. KONTAN/Baihaki/20/04/2021


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jasa pengiriman cepat (ekspres) menjadi salah satu sektor yang berperan vital menopang perekonomian selama masa pandemi covid-19. Didorong oleh tren belanja online, industri logistik pun menjadi sedikit sektor usaha yang mampu bertumbuh.

Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres Indonesia (Asperindo) M. Feriadi menyampaikan, industri logistik bisa terus bertumbuh karena sudah menjadi salah satu kebutuhan utama masyarakat. Terutama setelah masuknya era e-commerce.

Dalam catatan Asperindo, volume pengiriman rerata nasional sepanjang semester pertama 2021 telah tumbuh sekitar 30% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu. Meski tak merinci, tapi Feriadi mengatakan sudah terjadi pergeseran, pengiriman lokal dalam kota lebih banyak ketimbang antar kota/provinsi.

Baca Juga: BUMN logistik ini sedang buka lowongan kerja untuk semua jurusan, cek infonya

"Secara nasional masih tumbuh sekitar 30%. Kue-nya telah bergerak menjadi lebih besar untuk kiriman lokal atau dalam kota,"  kata Feriadi saat dihubungi Kontan.co.id, Jum'at (13/8). 

Seperti diketahui, sejak pandemi covid-19 pada Maret 2020 lalu, logistik menjadi salah satu industri esensial yang diperbolehkan tetap beroperasi. Apalagi logistik menjadi tulang punggung kebutuhan masyarakat pada masa pandemi. 

Meski secara bisnis tetap bertumbuh, namun dia menekankan Asperindo  berharap pandemi bisa segera berakhir. Sebab, jika terjadi berkepanjangan maka daya beli masyarakat akan semakin rontok. Tak hanya masyarakat, belanja pemerintah dan swasta pun akan terkuras untuk penanganan pandemi.

"Jadi bagaimana industri logistik ke depan, saya melihat tergantung bagaimana masa pandemi bisa segera berhenti. Bagaimana pun juga daya beli masyarakat tetap menjadi isu utama yang harus menjadi keprihatinan bersama bila pandemi berlanjut. Kondisinya akan memburuk apabila pandemi berkelanjutan," sambung Feriadi.

Dia optimistis, industri logistik tetap akan menarik meski dalam kondisi normal. Di sisi lain, dengan hambatan masuk (barriers to entry) yang relatif kecil, pebisnis dan investor pun bisa lincah mengembangkan usaha di sektor logistik. 

Perusahaan logistik pun semakin marak dengan pilihan layanan yang kian beragam. Maraknya investasi di sektor logistik diharapkan bisa membuat industri jasa pengiriman ini kian kompetitif sehingga menimbulkan persaingan sehat dan masyarakat bisa punya lebih banyak pilihan layanan.

"Saya percaya bahwa kondisi di atas akan melahirkan perbaikan pelayanan yang lebih baik. Yang kami jaga adalah bagaimana tetap terjadi persaingan usaha yang sehat. Persaingan harus diposisikan sebagai perlombaan memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat," ujar Feriadi.

Sebagai informasi, secara nasional saat ini Asperindo memiliki sebanyak 367 anggota. Feriadi mengungkapkan bisnis logistik sekarang tak bisa dilepaskan dari digitalisasi. Selain itu, usaha jasa pengiriman memerlukan investasi pada ruangan (gudang penyimpanan), sumber daya manusia, alat-alat kerja, dan dengan sistem operasi 24 jam diperlukan kesiapan Teknologi Informasi (ICT).

"Yang terakhir itu sering disebut digitalisasi. ICT di logistik bukan barang baru, tapi sekarang perusahaan yang tidak enggage dengan ICT akan punah," pungkas Feriadi.

Selanjutnya: Perusahaan logistik mendukung UMKM mengembangkan produk lokal

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×