kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jika restrukturisasi utang berhasil, kinerja Garuda (GIAA) baru bisa pulih di 2023


Rabu, 10 November 2021 / 07:05 WIB
Jika restrukturisasi utang berhasil, kinerja Garuda (GIAA) baru bisa pulih di 2023


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Yudho Winarto

Skema Restrukturisasi

Dalam forum yang sama, Tiko menyebut bahwa Garuda sudah menyiapkan proposal restrukturisasi untuk melakukan renegosiasi dengan para lessor guna mengurangi utang. Targetnya, Garuda akan menekan utangnya menjadi US$ 3,69 miliar.

Pertama, Garuda akan mengurangi jumlah pesawat dari 202 armada pada 2019 menjadi 134 pada 2022. Pengurangan jumlah armada ini sejalan dengan pemangkasan rute serta tipe pesawat.

Garuda akan berfokus menerbangi rute potensial dalam negeri. Sedangkan dari sisi jenis pesawat, Garuda akan bakal memangkas armadanya dari total 13 jenis menjadi hanya tujuh jenis.

Baca Juga: Ini tiga opsi baru restrukturisasi utang jumbo Garuda (GIAA) segede Rp 140 triliun

Kedua, Garuda akan melakukan negosiasi utang atas kontrak sewa pesawat yang masih akan dipakai perseroan pada masa mendatang.

Melalui renegosiasi Tiko berharap biaya sewa pesawat Garuda dan anak usahanya, Citilink, turun 40%-50 persen dari tarif saat ini.

Ketiga, Garuda akan menempuh pembatalan nilai utang dan tunggakan secara material. Pengurangan utang akan dilakukan untuk tipe-tipe kreditur tertentu.

Untuk kreditur BUMN, seperti Airnav, Gapura, dan bank-bank himbara, Garuda akan menerbitkan zero coupon bond. ZCB merupakan instrumen surat utang tanpa bunga hingga jatuh tempo. 

Selanjutnya untuk tunggakan terhadap Angkasa Pura I, Angkasa Pura II, lessor, vendor, sukuk, bank swasta, hingga pembelian pesawat yang ditangguhkan, Garuda akan menerbitkan new coupon debt.

Dihubungi terpisah, Peneliti Lembaga Manajemen FEB Universitas Indonesia Toto Pranoto mengungkapkan bahwa berbagai skema restrukturisasi Garuda itu akan sulit berjalan tanpa adanya dukungan dari pemerintah.

Menurut Toto, Garuda membutuhkan cash flow untuk menyangga operasinya, terutama saat masuk masa peak season dengan pulihnya demand penerbangan serta musim angkutan haji/umrah.

"Jadi rencana pinjaman modal kerja dalam kerangka PEN supaya bisa direalisasi. Adanya dukungan pemerintah ini bisa jadi angin segar yang bisa meyakinkan kreditur/lessor sehingga proses renegosiasi dgn mrk bisa berjalan lebih mulus," kata Toto saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (9/11).

Baca Juga: Wamen BUMN Kartika: Ekuitas negatif US$ 2,8 miliar, secara teknikal Garuda bangkrut

Dari sisi strategi bisnis dan operasional, efisiensi rute penerbangan menjadi langkah yang mesti dikerjakan. Dalam hal ini, Garuda juga bisa lebih fokus menggarap potensi pasar regional dan domestik.

"Pemangkasan rute long distance ke Eropa, misalnya dan lebih fokus di pasar regional dan domestik akan membantu Garuda meningkatkan revenue dan angka bottom line yang lebih signifikan," pungkas Toto.

Selanjutnya: Tingkatkan cakupan vaksinasi, pemerintah daerah diminta segera habiskan ketersediaan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×