Reporter: Abdul Basith | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo meminta pengembangan industri perikanan nasional ditingkatkan. Hal itu sebagai tindak lanjut kerja pemberantasan penangkapan ikan ilegal (IUU fishing) selama satu periode sebelumnya.
Hasil kerja tersebut meningkatkan stok perikanan nasional dari 6,5 juta ton menjadi 12,5 juta ton.
Baca Juga: Jokowi minta tes cepat virus corona dilakukan dalam skala besar
"Stok ikan banyak maka industri perikanan nasional kita juga harus semakin meningkat dan berkembang," ujar Jokowi saat membuka rapat terbatas melalui video conference di Istana Merdeka, Kamis (19/3).
Pengembangan industri itu juga akan meningkatkan produksi dan ekspor perikanan ikan Indonesia. Selain itu, nilai tukar nelayan juga harus naik agar ikut berdampak bagi nelayan.
Baca Juga: Kepolisian sebut WNA peserta ijtima ulama akan dirantina menunggu kepulangan
Oleh karena itu, perlu penataan ekosistem perikanan. Penataan tersebut harus konprehensif dari hulu hingga hilir dari sektor industri perikanan.
"Pertama saya minta industri perkapalan terus diperkuat dan kapasitas daya saing industri perkapalan nasional terus ditingkatkan sehingga mampu mendukung pergerakan industri perikanan kita," terang Jokowi.
Baca Juga: Jelang panen raya, Jokowi pastikan stok bahan pokok cukup
Kedua berkaitan dengan perizinan untuk kapal penangkap ikan. Selain izin yamg mudah, kapal juga perlu diawasi dan dievaluasi agar pelaksanaannya tetap menjaga kelestarian.
"Jangan sampai hanya diberikan izin-izin tapi tidak diawasi di lapangan, sehingga dampaknya justru akan merugikan kepentingan nasional kita," jelas Jokowi.
Selain itu, Jokowi meminta agar industri perikanan tidak bergantung pada penangkapan. Industri harus juga masuk pada budidaya lepas pantai dan perkembangan teknologi yang ada.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News