Reporter: Leni Wandira | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Hero Global Investment Tbk (HGII), emiten energi terbarukan berbasis pembangkit listrik tenaga minihidro (PLTM) dan bioenergi, menegaskan arah bisnisnya akan semakin sejalan dengan Kebijakan Energi Nasional (KEN) 2025.
HGII melihat regulasi baru ini sebagai momentum mempercepat ekspansi dan memperkuat kontribusi dalam transisi energi nasional.
Direktur HGII Anche Anthonius mengatakan, HGII menyambut baik terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 40 Tahun 2025 tentang Kebijakan Energi Nasional yang menggantikan PP Nomor 79 Tahun 2014. Regulasi tersebut memberikan peta jalan yang lebih jelas untuk mendorong energi baru terbarukan (EBT) sebagai pilar utama sistem energi nasional.
“HGII menyambut baik PP 40/2025 yang memberikan kepastian arah kebijakan yang lebih terperinci dan ruang bagi swasta untuk berperan lebih besar. Kami yakin, melalui PLTM dan bioenergi yang kami kembangkan, HGII dapat menjadi mitra strategis pemerintah dalam merealisasikan target bauran energi bersih sekaligus mendukung ketahanan energi nasional,” ujar Anche dalam keterangan resmi, Kamis (25/9/2025).
Baca Juga: Musim Kemarau Berakhir, Hero Global (HGII) Optimistis Capai Target Semester II 2025
Saat ini, HGII mengoperasikan sejumlah proyek PLTM dengan total kapasitas 19 MW, serta ikut berpartisipasi dalam pengembangan bioenergi. Mengacu pada RUPTL 2025–2034, peran Independent Power Producer (IPP) semakin krusial, lantaran sekitar Rp 1.566 triliun atau 73% dari penambahan kapasitas pembangkit listrik baru ditargetkan berasal dari investasi swasta.
Pemerintah juga telah menetapkan kuota pengembangan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) sebesar 11,7 GW untuk periode 2025–2034. Kebijakan ini menjadi bagian dari target bauran energi terbarukan nasional sebesar 23% pada tahun 2025 dan transisi menuju Net Zero Emission 2060.
Sebagai emiten baru di Bursa Efek Indonesia pada awal 2025, HGII melihat peluang pertumbuhan jangka panjang dari kebijakan energi nasional. “Kami optimistis dapat memperluas portofolio EBT sekaligus meningkatkan kinerja keuangan melalui strategi yang selaras dengan arah kebijakan pemerintah,” kata Anche.
Baca Juga: Bauran EBT Ditarget 42,6 GW Hingga 2035, HGII Kembangkan 4 Jenis Pembangkit EBT
Selanjutnya: Rupiah Jisdor Melemah 0,43% ke Rp 16.752 pada Kamis (25/9/2025)
Menarik Dibaca: Kegagalan Proyek AI di Perusahaan Bisa Jadi Sinyal Positif Masa Depan Pekerjaan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News