kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45900,65   -5,64   -0.62%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pelabuhan pengganti Cilamaya dilelang Januari 2016


Kamis, 01 Oktober 2015 / 16:11 WIB
Pelabuhan pengganti Cilamaya dilelang Januari 2016


Sumber: Antara | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Pelabuhan yang akan menjadi sarana ekspor untuk kawasan industri Karawang, dan menjadi pelabuhan pengganti Cilamaya siap dilelang kepada investor swasta pada Januari 2016.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan (Kemhub) Bobby Mamahit mengatakan, saat ini kementeriannya dibantu dengan tim konsultan sedang memfinalisasi studi kelayakan untuk lokasi pengganti Cilamaya.

"Studi yang sekarang hanya menambahkan saja beberapa hal dari studi sebelumnya yang dilakukan JICA (Badan Kerja Sama Internasional Jepang/JICA). Desember kami akan putusan lokasi penggantinya," ujar Bobby, Kamis (1/10).

Bobby menuturkan, pembangunan pelabuhan yang sangat diinginkan Jepang ini akan dilelang sepenuhnya kepada swasta. Dia menepis kemungkinan pembangunan melalui skema kerja sama pemerintah swasta (KPS).

Kebutuhan investasi untuk pelabuhan pengganti Cilamaya ini, diperkirakan Bobby, paling sedikit US$ 4 miliar. Biaya tersebut sama dengan rentang perkiraan kebutuhan investasi pelabuhan Cilamaya, Karawang, Jawa Barat yang gagal dibangun.

Namun, ujar Bobby, dari studi yang dilakukan akan ada penyesuaian, mengingat fluktuasi kurs rupiah terhadap dolar AS akan mengerek biaya impor material konstruksi.

"Biaya investasinya masih di sekitaran biaya yang Cilamaya juga, dengan kapasitas yang sama," ujar dia.

Beberapa lokasi pengganti yang masih menjadi opsi Kemhub, antara lain, Subang, Tangerang, Bojonegara, Kalibaru Utara, Marunda Jakarta, Tarumajaya, Muara Gembong, dan Pamanukan. Dalam menentukan lokasi pengganti itu, otoritas perhubungan memprioritaskan beberapa pertimbangan.

Pertama, kedekatan dengan kawasan industri Cikarang. Kedua, proses pembangunan dan operasi pelabuhan itu tidak produksi sektor pertanian, energi dan perikanan.

"Potensi gangguan terhadap produksi migas juga akan sangat kita pertimbangkan," ucap Bobby.

Selain Jepang, investor yang sudah tertarik dengan pelabuhan pengganti Cilamaya ini, kata Bobby, antara lain berasal dari Belanda dan Abu Dhabi.

Sebelumnya, pada pertengahan 2015, pemerintah membatalkan pembangunan pelabuhan Cilamaya. Keputusan tersebut diambil karena lokasi pembangunan pelabuhan tersebut berdekatan dengan anjungan minyak lepas pantai milik Pertamina.

Selain itu, luas lahan pelabuhan Cilamaya juga dianggap akan menggerus lahan pertanian di Karawang, yang notabene adalah lokasi lumbung padi di Jawa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×