Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) optimistis pendapatan dan laba perseroan tumbuh tahun 2023 ini. Kendati target yang ditetapkan tumbuh moderat di level single digit.
Hal ini disampaikan langsung Direktur Kalbe Farma Sie Djohan. “Saya rasa mungkin single digit ya (kenaikan pendapatan dan laba), tapi middle to high single digit,” ungkap Sie Djohan saat ditemui Kontan dalam acara Penyerahan Izin Edar Produk EFESA oleh BPOM di kawasan Pulo Gadung, Senin (23/10).
Sje Djohan yang juga menjabat Presiden Direktur Kalbe Genexine Biologics, salah satu anak usaha Kalbe ini menambahkan pada intinya untuk seluruh unit Kalbe, hingga akhir tahun ini masih memproyeksikan adanya pertumbuhan pendapatan maupun laba.
Baca Juga: Kalbe Farma (KLBF) Luncurkan Obat Anemia EFESA Pertama di Dunia
"Ya memang tahun ini kan banyak tantangan karena produk-produk yang tadinya banyak dibutuhkan untuk Covid-19, tahun ini sudah gak dibutuhkan lagi,” ungkapnya.
Sie Djohan mengakui jika produk-produk milik emiten dengan kode saham KLBF ini, yang berkaitan dengan Covid-19 memang mengalami penurunan tahun ini.
“Tetapi di Kalbe kami bisa menutupi penurunan tersebut. Pada saat Covid-19 misalnya, kami berhasil secepat-cepatnya membuat produk yang dibutuhkan. Karena sekarang produk-produk itu penjualannya menurun, kami juga sudah menyiapkan produk-produk yang lain yang bisa menutupi penurunan dari produk Covid-19 ini,” jelasnya.
Untuk diketahui KLBF melalui anak usaha mereka, Kalbe-Genexine Biologics (KGbio) baru saja mendapatkan Izin Edar Produk obat terbaru mereka berupa obat anemia Efepoetin Alfa (EFESA) oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Melalui obat baru ini, Sie Djohan optimistis ke depannya obat ini dapat akan menopang pendapatan dan laba perusahaan.
Baca Juga: IHSG Merosot, Asing Banyak Menadah Saham-Saham Ini, Kamis (19/10)
“Tetapi harus diingat ini molekul baru (EFESA) sehingga kami tentunya harus melakukan edukasi kepada key opinion leader sehingga bisa dipahami obatnya dan kemudian digunakan, jadi mungkin perlu waktu,” ungkap dia.
Ia juga menambahkan obat ini tidak langsung berkontribusi untuk pendapatan dan profit Kalbe di kuartal satu 2024.
“Mungkin ngak, tetapi ke depannya over time, dan ingat obat ini bukan hanya akan dipasarkan di Indonesia, bukan cuma ASEAN, kita punya teritori yang cukup luas untuk memasarkan (obat) ini,” tutupnya.
Untuk diketahui, sebelumnya berdasarkan catatan Kontan, Direktur Pharma KLBF, Mulia Lie mengatakan pada semester II-2023 Kalbe akan fokus pada upaya mendorong penjualan dengan berbagai aktivitas pemasaran dan edukasi.
Baca Juga: Kinerja Emiten Farmasi Diproyeksikan Melambat
Selain itu, Kalbe akan tetap fokus pada menjaga ketersediaan produk dan meminimalkan dampak kenaikan harga bahan baku melalui pengelolaan harga dan portofolio.
Terkait ekspansi, di semester II-2023 Kalbe berupaya mendorong peningkatan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) melalui berbagai inisiatif penyediaan produk obat dan alat kesehatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News