kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.331.000   32.000   1,39%
  • USD/IDR 16.611   26,00   0,16%
  • IDX 8.227   -30,66   -0,37%
  • KOMPAS100 1.122   -5,50   -0,49%
  • LQ45 788   -5,60   -0,71%
  • ISSI 295   -0,19   -0,06%
  • IDX30 412   -3,20   -0,77%
  • IDXHIDIV20 463   -4,41   -0,94%
  • IDX80 124   -0,46   -0,37%
  • IDXV30 132   -1,19   -0,89%
  • IDXQ30 129   -0,73   -0,56%

Keberadaan konsorsium bisa jadi pemacu bisnis toko buku


Rabu, 02 Februari 2011 / 17:25 WIB
Keberadaan konsorsium bisa jadi pemacu bisnis toko buku
ILUSTRASI. Ilustrasi Perencanaan Keuangan untuk dana umroh


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Kondisi industri toko buku (TB) makin menyedihkan. pada 2007 jumlah TB masih sekitar 4.000 gerai, namun pada 2011 ini jumlah TB tinggal 2000 gerai. Pemilik Toko Buku, Budi Yogi Pranata, bisnis TB dewasa ini sebenarnya bisa cerah, asal mengerti sistem pendistribusian yang efektif.

Menurutnya, TB itu bisa dikembangkan dengan membina relasi ke beberapa koneksi yang bisa diajak bekerja sama. Bagi Budi, keberadaan konsorsium-konsorsium di daerah-daerah yang akan menyalurkan TB bukanlah sebuah bahaya, melainkan tantangan. "Keberadaan konsorsium itu justru menjadi peluang yang bisa dimanfaatkan, tinggal bergabung ke situ," katanya kepada KONTAN.

Bagi Budi, TB itu tidak harus besar-besar seperti di kota, tapi TB yang dibutuhkan di daerah adalah TB yang kecil-kecil saja. "Penerbit itu butuh outlet-outlet ke daerah-daerah yang bisa menyalurkan buku-buku mereka," tambahnya.

Sebab menurutnya, TB besar seperti Gramedia, mereka sudah punya pembatasan-pembatasan tertentu, sehingga tidak semua buku bisa masuk ke sana. Justru TB yang kecil-kecil ini sangat berguna bagi penerbit.

Budi tak menampik bahwa ia tetap menjalankan sistem penjualan buku seperti yang dipakai TB Gramedia, cuma Budi membuat sistem itu lebih sederhana supaya bisa dijalankan oleh kalangan menengah ke bawah.

Seperti diketahui, saat ini penerbit membentuk semacam jaringan tersendiri ke daerah-daerah untuk memasarkan produk mereka. Sehingga, penerbit enggan bekerjasama lagi dengan TB dan akhirnya banyak TB yang merasa dirugikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×