Reporter: Handoyo | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pengrajin tahu tempe rupanya harus bersiap-siap. Pasalnya, harga kedelai di pasar internasional merambat naik belakangan ini. Padahal, Indonesia masih tergantung pada kedelai impor.
Di bursa Chicago Board of Trade (CBOT) pada perdagangan Rabu (26/10), harga kedelai untuk pengiriman November 2011 US$ 12,31 per gantang. Harga itu terus meningkat sejak banderol kedelai menyentuh titik terbawah US$ 11,58 per gantang pada 7 Oktober 2011, atau naik 6,3% dalam dua pekan.
Benny Kusbini, Ketua Dewan Hortikultura Indonesia, menyatakan, naiknya harga kedelai karena produksi di sejumlah negara produsen sudah berkurang. Soalnya, musim panen raya di negara-negara produsen seperti Brazil dan Amerika Serikat sudah berakhir. "Selain itu juga terpicu kenaikan harga minyak dunia," kata Benny, Rabu (26/10).
Memang, harga minyak WTI di bursa New York kemarin US$ 93,4 per barel, naik 16,05% dalam sebulan terakhir. "Perdagangan komoditas selalu terpengaruh harga minyak," tandas Benny.
Benny memperkirakan, harga kedelai akan terus merangkak naik hingga akhir tahun. Soalnya, pasokan komoditas ini akan terus berkurang. "Apalagi, selama ini sudah ada kekhawatiran, lahan bertanam kedelai tersisa berkurang karena pertambahan penduduk, sedangkan permintaan semakin banyak," ujar Benny.
Tentu saja, pengusaha berbahan baku kedelai di Indonesia harus memicingkan mata soal ini. Mengingat, impor kedelai terus meningkat dari tahun ke tahun. Badan Pusat Statistik mencatat, impor kedelai sepanjang Januari-Juli 2011 mencapai 1,2 juta ton, naik 8,67% dari periode sama tahun lalu. Sedangkan secara nilai, tercatat naik 38,89% menjadi US$ 722,57 juta.
Kedelai lokal turun
Anehnya, harga kedelai lokal justru turun. Menurut data di Kementrian Pertanian (Kemtan) per 26 Oktober 2011, harga kedelai di pedagang grosir Provinsi Padang, Sumatera Barat turun 4,55% dalam sebulan terakhir menjadi Rp 7.000 per kg. Di periode yang sama, harga kedelai di Semarang turun 7,41% menjadi Rp 6.250 per kg dan Pontianak turun 7,14% menjadi Rp 6.500 per kg.
Mas Muhlisinalahuddin, Ketua Kerja Sama Antar Lembaga Dewan Kedelai Nasional (DKN), bilang, harga kedelai di tingkat petani turun sejak panen raya September lalu. "Harga kedelai hanya sekitar Rp 4.500, sebelumnya Rp 4.900 per kg," ujar Muhlisin, panggilan akrabnya.
Ia menambahkan, harga harga kedelai di tingkat pedagang turun menjadi Rp 5.200-5.250 per kg. Pertengahan tahun lalu harga masih Rp 7.000 - Rp 7.500 per kg. "Potensi penurunan masih bisa terjadi, karena panen di sejumlah daerah tetap berlangsung," ungkap Muhlisin.
Apalagi, panenan tahun ini cenderung lebih baik dari tahun 2010. Kemtan mencatat, hasil panenan kedelai hingga September 2011 sebanyak 684.496 ton. "Saya yakin target produksi tahun ini 819.446 ton tercapai," tandas Muhlisin.
Dengan pencapaian itu, Muhlisin berharap, pemerintah melindungi petani kedelai. Caranya, dengan menetapkan harga pokok penjualan (HPP) seperti pada komoditas beras. "Idealnya harga pokok penjualan kedelai di tingkat petani Rp 7.000 per kg," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News