kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kehadiran Jalan Tol di Sumatera Utara Bawa Manfaat untuk Ekonomi Setempat


Senin, 19 September 2022 / 13:26 WIB
Kehadiran Jalan Tol di Sumatera Utara Bawa Manfaat untuk Ekonomi Setempat
ILUSTRASI. Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) ruas simpang Indralaya-Muara Enim seksi simpang Indralaya-Prabumulih dan Palembang-Indralaya saat proses pembangunan di Indralaya, Ogan Ilir (OI), Sumatera Selatan, Jumat (20/5/2022).


Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT Hutama Karya (Persero) sebagai pengelola Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) saat ini telah mengoperasikan 2 ruas tol yang berada di Provinsi Sumatra Utara (Sumut) yaitu Tol Medan – Binjai (Mebi) sejak Oktober 2017 dan Tol Binjai – Stabat yang merupakan bagian dari Tol Binjai – Langsa Seksi 1 (Binjai - Stabat) sejak Februari 2022.

Direktur Operasi III Hutama Karya Koentjoro mengatakan, bertambahnya dua ruas tol di Sumut ini telah meningkatkan konektivitas antar daerah dan memperlancar arus transportasi dari Sumut menuju Aceh serta berpengaruh pada perekonomian sekitar.

“Kehadiran jalan Tol Medan–Binjai–Stabat ini memangkas waktu tempuh menjadi lebih cepat yang berpengaruh pada penurunan biaya logistik dan kualitas produk yang dihasilkan,” dia dalam siaran pers di situs Hutama Karya, Senin (19/9).

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa sejak dioperasikannya kedua ruas tol tersebut, trafik jalan tol terus meningkat setiap tahunnya.

Baca Juga: Hutama Karya Kebut Pembangunan Dua Proyek Pembangkit Listrik

Hutama Karya mencatat adanya peningkatan Lalu lintas Harian Rata-rata (LHR) pada Tol Mebi hampir 3 kali lipat jika dibandingkan dengan trafik pada saat baru beroperasi, di mana trafik saat ini mencapai rata-rata lebih dari 23.000 kendaraan per hari, sementara pada tahun 2017 hanya mencapai kurang lebih 8.000 kendaraan per harinya.

"Sementara untuk trafik Jalan Tol Binjai–Stabat juga terus mengalami peningkatan di mana awal beroperasi pada bulan Februari tercatat rata-rata kendaraan yang melintas yakni 7.000-an kendaraan menjadi 8.700-an kendaraan di bulan Agustus kemarin,” ungkapnya.

Koentjoro juga menambahkan bahwa trafik kendaraan di Tol Mebi terus membaik pasca dilonggarkannya kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang sebelumnya diterapkan di Pulau Sumatra. Pada tahun 2020, rata-rata kendaraan yang melintas di Tol Mebi mentok di angka 12.000-an per hari.

Setelah PPKM dilonggarkan di tahun 2021 langsung membaik dan kembali meningkat menjadi rata-rata 18.000-an kendaraan per hari. Dengan membaiknya trafik kendaraan tersebut secara tidak langsung mendorong roda perekonomian yang ada di daerah sekitarnya, ditambah lagi sekarang sudah bertambah Tol Binjai-Stabat.

Baca Juga: Jelang KTT G20, Hutama Karya Percepat Pembangunan Gedung Parkir di TMII

Secara terpisah, Akademisi Fakultas Teknik Universitas Sumatra Utara (USU) M. Ridwan Anas menilai, jalan tol di Sumut ini sangat berdampak pada perkembangan wilayah yang ada di daerah sekitar.

“Sebagai pengguna langsung jalan tol, saya merasakan waktu tempuh yang terjaga dengan adanya durasi yang lebih pasti ketika ingin melintas dari Medan menuju Binjai atau sebaliknya. Dengan jarak tempuh yang hanya 1-2 jam, mahasiswa pun tidak perlu lagi mengeluarkan biaya hidup ekstra untuk ngekos dan masih bisa tinggal dengan orang tua dengan adanya akses tol,” jelas dia.

Ridwan juga menjelaskan, sebelum adanya jalan tol, masyarakat harus melintasi jalan arteri di mana waktu tempuh tidak pasti dan lebih rawan dari sisi keamanan.

Setelah adanya jalan tol, banyak dampak tidak langsung yang dirasakan oleh masyarakat daerah sekitar seperti naiknya nilai lahan, turunnya biaya transportasi barang yang berpengaruh pada penurunan biaya produksi, sehingga menambah minat investor dan meningkatkan laba.

Tak hanya itu, dengan terkoneksinya wilayah perkebunan, pabrik maupun pelabuhan juga dapat meningkatkan investasi sehingga akan menambah lapangan kerja yang lebih besar lagi.

Dengan manfaat jalan tol tersebut, diharapkan pula pengelola jalan tol dapat terus memperhatikan Standar Pelayanan Minimal (SPM) sesuai dengan regulasi yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Jalan tol di Provinsi Sumatra Utara sendiri akan terbentang sepanjang lebih dari 250 kilometer (km) yang terdiri dari Tol Medan–Binjai sepanjang 17,32 km, Tol Binjai–Langsa yang nantinya akan beroperasi sepanjang 53,1 km, Tol Kisaran–Indrapura sepanjang 47 km, dan Tol Kuala Tanjung-Tebing Tinggi–Parapat sepanjang 143 km yang saat ini masih dalam tahap konstruksi.

Baca Juga: Hutama Karya Lanjutkan Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera Ruas Padang-Pekanbaru

“Jalan tol yang membentang panjang di Provinsi Sumut ini diharapkan dapat terus mengembangkan kawasan Sumut dan mendongkrak perekonomian masyarakat sekitar agar dapat lebih maju lagi,” terang Koentjoro.

Untuk kondisi lalu lintas saat ini, Hutama karya mengimbau kepada seluruh pengguna jalan agar mematuhi ketentuan dan tata tertib yang berlaku di jalan tol, salah satunya dengan menggunakan satu kartu Uang Elektronik (UE) hanya untuk satu kendaraan serta memastikan kecukupan saldo UE sebelum memasuki gerbang tol.

Apabila pengguna jalan lupa untuk mengisi saldo UE, dapat menggunakan aplikasi HK Toll Apps yang dimiliki oleh Hutama Karya di mana terdapat fitur Cek Saldo UE dan juga dapat melakukan Top Up Saldo UE.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×