kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kekayaan orang-orang terkaya Indonesia tergerus wabah corona


Jumat, 24 April 2020 / 17:27 WIB
Kekayaan orang-orang terkaya Indonesia tergerus wabah corona
ILUSTRASI. Robert Budi Hartono, konglomerat dari Grup Djarum. /Swa-Repro


Reporter: Agung Hidayat, Muhammad Julian | Editor: Khomarul Hidayat

Miliarder Tan Siok Tjien, pemilik produsen rokok Gudang Garam, kekayaannya juga turun menjadi US$ 5,81 miliar atau susut US$ 2,01 miliar ytd. Selain PT Gudang Garam Tbk (GGRM) yang melantai di bursa, perusahaan ini diketahui memiliki beberapa anak usaha seperti PT Dhanista Surya Nusantara yang bergerak dibidang sawit dan PT Surya Pamenang yang menjalankan usaha kertas.

Kekayaan Prakash Lohia, pemilik grup usaha tekstil besar Indorama Group juga turun menjadi sebanyak US$ 4,76 miliar atau merosot US$ 671 juta ytd. Pada tahun 2019 lalu, pendapatan bersih PT Indo-Rama Synthetics Tbk (INDR) turun hingga 8% year on year (yoy) menjadi US$ 767,74 juta.

Baca Juga: Jeff Bezos ambil kembali kemudi Amazon di tengah pandemi virus corona

Hans Kwee, Direktur Anugerah Mega Investama mengatakan, grup-grup usaha besar tersebut memiliki berbagai lini usaha sehingga tak semua bisnisnya bakalan surut total di tahun ini. Untuk itu perlu melihat satu demi satu setiap sektor usahanya.

Menurutnya, untuk tiga bulan ke depan, setidaknya masih terdapat beberapa sektor yang imbasnya tidak turun terlalu tajam. "Bisa disebut bisnis yang low impact-nya seperti telekomunikasi bisa dilihat dengan tren pemakaian data. Lalu ada juga rokok yang konsumsinya masih terus ada," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (24/4).

Begitu pula dengan sektor bisnis ritel dan makanan pokok, alat kesehatan, barang konsumsi dan pembangkit listrik yang diprediksi terkena imbas pandemi corona tak terlalu besar. Meski demikian, menurut Hans, untuk bertumbuh cukup sulit, paling tidak penurunan bisnis sektor ini masih di bawah 10%.

Sementara di medium impact dengan penurunan bisnis sekitar 10%-30% ada pada sektor usaha seperti komoditas pertambangan, perkebunan, otomotif dan multifinance. Sedangkan yang terberat, dengan prediksi penurunan bisnis diatas 30% jatuh kepada sektor usaha pariwisata, transportasi, properti dan konstruksi.

"Kasus low-medium-high impact ini dengan catatan studi per tiga bulan, kalau wabah corona terus bertahan lama tentu lebih banyak yang rontok," kata Hans.

Karena tak ada sektor bisnis yang benar-benar imun, Hans bilang, ekspansi besar maupun aksi korporasi tertentu belum akan menjadi prioritas pengusaha. Saat ini yang menjadi perhatian utama ialah bertahan dan menyelesaikan problem pandemi Covid-19 ini.

Baca Juga: Saat wabah corona, kekayaan Jeff Bezos malah bertambah Rp 376,8 triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×