Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - BOGOR. Kementerian Perdagangan (Kemendag) masih menahan sisa kuota impor daging sapi reguler sebanyak 100 ribu ton, dengan alasan masih dalam tahap evaluasi.
Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso alias Busan mengatakan bahwa pihaknya saat ini masih mengevaluasi realisasi impor daging sapi sebesar 80 ribu ton yang telah diberikan izin sebelumnya.
"Ya, itu (perizinan impor 100 ribu ton daging sapi) masih dievaluasi dulu. Nunggu evaluasi dulu yang 80 ribu (ton)," ungkap Busan kepada wartawan usai melakukan inspeksi barang kebutuhan pokok (bapok) di Pasar Kebon Kembang, Bogor, Rabu (26/3).
Baca Juga: Pebisnis Mencemaskan Pasokan Daging Impor Pasca Lebaran
Busan menambahkan bahwa pihaknya telah memiliki data terkait realisasi impor daging sapi sebanyak 80 ribu ton tersebut, meskipun belum seluruhnya terserap di pasar.
"Ada kan realisasinya, kami tahu berapa persen. Tapi belum 100%," lanjutnya.
Dengan demikian, sisa kuota impor daging sapi sebanyak 100 ribu ton yang akan dikembalikan kepada pihak swasta masih belum memiliki kepastian kapan perizinannya akan diterbitkan.
Pelaku Usaha Butuh Kepastian
Sementara itu, Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha dan Pengolahan Daging Indonesia (APPDI) Teguh Boediyana mengungkapkan bahwa pihaknya membutuhkan kepastian terkait perizinan kuota impor daging sapi tersebut.
Menurutnya, pasokan daging impor yang telah direalisasikan sebesar 80 ribu ton mulai menipis.
“Ini kami batasi sampai Lebaran, tidak ada masalah. Tapi pasca Lebaran ini yang merisaukan kami,” ujar Teguh kepada Kontan.
Baca Juga: APPDI Desak Pemerintah Segera Berikan Izin Impor Daging, Ini Alasannya
Teguh menjelaskan bahwa pasokan impor yang ada saat ini diperkirakan hanya akan mencukupi hingga bulan Mei.
Jika pemerintah tidak segera mengeluarkan izin impor tambahan, dikhawatirkan hal ini dapat berdampak pada keberlanjutan bisnis para pengusaha daging.
Sebab, pelaku usaha umumnya merancang perencanaan bisnis dalam jangka waktu satu tahun.
Namun, perencanaan tersebut kini terganggu akibat ketidakpastian perizinan kuota impor daging sapi.
“Kami butuh kepastian, agar industri tetap berjalan dengan lancar dan tidak ada kekhawatiran terkait pasokan daging di masa mendatang,” pungkas Teguh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News