kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kemenperin ajak semua pihak optimistis dan kebut industri petrokimia


Kamis, 03 Oktober 2019 / 19:41 WIB
Kemenperin ajak semua pihak optimistis dan kebut industri petrokimia
ILUSTRASI. Trans Pacific Petrochemical Indotama


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri petrokimia di Indonesia dalam jangka panjang diyakini akan tetap cerah meski saat ini di pasar internasional tengah terjadi koreksi harga yang disebabkan melimpahnya pasokan yang berasal dari China maupun Amerika, khususnya produk ethylene.

Direktur Industri Kimia Hulu Kemenperin Fridy Juwono menjelaskan, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemain utama di sektor petrokimia. Sehingga, semua pihak harus terus optimistis, agar industri petrokimia terintegrasi seperti yang sudah dimiliki negara lain, bisa terwujud.

Apalagi, Indonesia masih memiliki cadangan total minyak bumi 3,3 miliar barrel, cadangan total gas bumi 135,55 Trillion Standard Cubic Feet (TSCF), dan cadangan total batubara 39,89 miliar ton.

Baca Juga: Kebutuhan Terus Naik, Iklim Investasi Bisnis Petrokimia Harus Dibenahi   

“Sumber daya alam tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk industri petrokimia dan sebagian besar sumber daya ini masih diekspor dan belum dimanfaatkan secara optimal di dalam negeri,” ujar Fridy dalam keterangannya, Kamis (3/10).

Ia menambahkan, dengan jumlah penduduk sekitar 265 juta jiwa dan dukungan sumber daya alam sebagai bahan baku industri petrokimia, baik yang tidak terbarukan maupun terbarukan, Indonesia memiliki peluang untuk pengembangan industri petrokimia. Karena itu, ia berharap semua pihak untuk optimistis melihat potensi besar di sektor petrokimia.

Kemenperin sebagai leading sector, mengajak semua pihak, bersama-sama mendorong industri petrokimia nasional.  Apalagi, saat ini lebih dari 50% kebutuhan petrokimia nasional masih dipenuhi dari impor. 

Salah satu pelaku industri yang sangat diharapkan adalah TubanPetro Group, yang diharapkan segera mengoptimalkan fasilitasnya untuk mengutamakan produksi bahan baku industri yang lebih tinggi nilai tambahnya daripada memproduksi untuk BBM.

Baca Juga: Pendapatan Barito Pacific (BRPT) ditopang kinerja anak usaha Star Energy  

“Pengoperasian TubanPetro Grup di sektor industri petrokimia diharapkan dapat meningkatkan pasokan petrokimia bagi industri dalam negeri yang selama ini masih bergantung pada impor. Selain itu, hal tersebut di atas dapat membantu menekan defisit neraca perdagangan Indonesia akibat impor yang lebih besar daripada ekspor,” tegas Fridy.

Agar pengembangan industri petrokimia bisa berjalan optimal, Kemenperin terus mendorong tumbuhnya industri petrokimia nasional dengan berupaya menjaga dan menciptakan iklim investasi dan iklim usaha yang ramah dan kondusif.

Hal tersebut dilakukan dengan menyusun dan menjalankan kebijakan dan program strategis baik dari sisi fiskal, sektor riil maupun moneter. 

Selain itu perlu dilakukan upaya-upaya untuk penurunan suku bunga, perbaikan sistem logistik, menjamin ketersediaan bahan baku dan energi dengan harga yang kompetitif untuk mendorong tumbuhnya industri petrokimia nasional.

Baca Juga: PGN dukung penuh penyediaan gas untuk industri petrokimia dan Ibukota baru

Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Olefin, Aromatik, dan Plastik Indonesia (Inaplas) Fajar Budiyono menambahkan, saat ini merupakan waktu paling tepat bagi pemerintah untuk benar-benar mendorong industri petrokimia nasional, salah satunya melalui TubanPetro Grup.  Permintaan dalam negeri juga masih sangat tinggi. 

Sehingga, tidak perlu ada nada pesimis dan ragu.  “Peluang masih terbuka besar, tinggal bagaimana pemerintah jeli melihat, memanfaatkan momentum,” tegasnya.

Kalangan industri berharap, pemerintah satu suara dan lebih percaya dengan informasi yang disampaikan pengusaha. Kalaupun terjadi penurunan, baik sisi harga, permintaan, hanya sesaat dan akan kembali ke titik semula.

Untuk saat ini harga benzene toluene dan xylene (BTX) cenderung turun, namun itu merupakan tren siklus per tiga tahun. Para business development di industri dalam negeri juga sudah tahu dan jeli mengelola tren siklus, sehingga tidak menggerus usaha.

Baca Juga: Alasan efisiensi, Chandra Asri Petrochemical (TPIA) akan merger dengan anak usaha  

“Industri sudah sangat paham, ketika tren turun pun, marjin tetap bisa dijaga. Pemerintah harus percaya ke TubanPetro,” tegas Fajar. 

Kata dia, Indonesia punya momentum menjadikan industri petrokimia kembali jaya. Tinggal beri kepastian dari sisi regulasi, kepastian investasi. Jangan lupa, sering kali Indonesia sengaja dibuat untuk tidak bisa bersaing oleh para pesaing-pesaing sesama industri di Asean. 

“Karena pasar besarnya ya memang Indonesia, pasar pesaing di sini. Kita dibikin tidak kompak, kalau kita kompak, mereka bisa kalah. Kalau Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI), sebagai anak usaha TubanPetro semakin kuat, industri tekstil, industri kemasan, dan lain-lain, bisa lebih kuat.  Jadi, akar masalahnya dilihat, agar bisa melangkah lebih jauh,” tandas Fajar.

Dalam sebuah diskusi petrokimia yang digelar Forum Wartawan Industri di Jakarta, beberapa waktu lalu, para panelis yang hadir sepakat bahwa, sangat tidak tepat jika dikatakan pasar dan industri petrokimia mengalami kelesuan.

Baca Juga: Restrukturisasi Kelar Tahun Ini, Pemerintah Punya Agenda Besar Untuk Tuban Petro

Alasannya, petrokimia adalah bisnis yang tidak bisa dipisahkan dengan siklus. Kadang siklusnya di bawah, terkadang di atas.

Karena itu, kondisi industri tidak bisa disimpulkan hanya dalam waktu tertentu. Karena bisa jadi pada saat itu siklusnya sedang di bawah, di mana justru waktu yang tepat untuk melakukan investasi, yang pada masanya ketika siklus sedang berada di atas, perusahaan memperoleh keuntungan. 

Karena bersifat siklikal, maka kata kunci untuk mengelola perusahaan petrokimia adalah optimisasi, strategi, dan sumber daya manusia terbaik yang dimiliki. 

Optimisasi yang dimaksud adalah bagaimana perusahaan menetapkan pilihan-pilihan dan strategi produksi agar pada saat siklus sedang di bawah, produksi bisa dikelola dengan optimal yang pada akhirnya menghasilkan keuntungan yang memadai, atau setidaknya tidak menimbulkan kerugian.

Baca Juga: Begini langkah penyelamatan Tuban Petrochemical Industries

Dari segi pasar, kebutuhan akan industri petrokimia terus bertambah, baik pasar domestik maupun pasar regional dan internasional. Karena itu, industri petrokimia juga merupakan industri yang akan terus berkembang seiring dengan kebutuhan yang semakin bertambah.

TubanPetro dinilai bisa mengambil peran penting mengingat kebutuhan akan pasar domestik dan regional juga besar dan terus tumbuh. Bila TubanPetro nanti dikelola dengan baik dan tepat dengan kebijakan optimalisasi, strategi produksi, dan dijalankan oleh orang-orang terbaik, maka akan sangat berperan untuk mengembangkan industri petrokimia di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×