Reporter: Agung Hidayat | Editor: Anna Suci Perwitasari
Di samping itu, nilai pengapalan produk industri manufaktur pada bulan keenam tahun ini juga mengalami lonjakan 7% dibanding capaian pada Juni 2019 yang tercatat sekitar US$ 9 miliar.
“Neraca perdagangan industri pengolahan non-migas pada bulan Juni 2020 mencatatkan surplus sebesar US$ 531,47 juta," ungkap Agus. Dilihat dari volumenya, ekspor industri manufaktur pada Juni 2020 tercatat sebesar 8,87 juta ton atau menanjak 9,28% dibanding Mei 2020 yang mencapai 8,12 juta ton.
Adapun sektor industri makanan dan minuman menjadi penyumbang devisa terbesar dari capaian nilai ekspor industri pengolahan non-migas di bulan lalu, yang tercatat US$ 2,23 miliar.
Baca Juga: Produk mamin, furniture, hingga pakaian jadi Indonesia siap serbu pasar Internasional
Disusul, ekspor dari industri logam dasar yang menembus US$ 1,67 miliar, kemudian pengapalan produk industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia sebesar US$ 1 miliar.
Sementara itu, sektor yang mengalami kenaikan ekspor di atas 30% dari bulan sebelumnya meliputi industri pencetakan dan reproduksi media rekaman yang naik sebesar 228,63% dengan nilai ekspor US$ 2,55 juta.
Selanjutnya, industri alat angkutan lainnya (naik 74,15% dengan nilai ekspor US$ 131,83 juta), industri peralatan listrik (naik 50,39% dengan nilai ekspor US$ 383,55 juta) dan industri tekstil (naik 45,38% dengan nilai ekspor US$ 271,38 juta).