Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo .
Pada kondisi awal sebelum pendampingan pilot project ini, PT. Sinar Mulia Teknalum masih melakukan proses bisnis manual. "Mulai dari proses pembelian bahan baku, penyimpanan inventaris, proses produksi, hingga proses penjualan dan pencatatan laporan keuangan," sebutnya.
Proses manajemen perusahaan yang masih dilakukan secara manual tersebut, bukan saja membuat manajemen kehilangan kontrol perusahaan secara real time dan berkesinambungan. Tetapi proses manajemen secara manual ini juga menghadirkan permasalahan-permasalahan operasional yang cukup menyulitkan perusahaan.
Baca Juga: PMI manufaktur naik, Menperin: Aturan new normal geliatkan sektor industri
Namun, setelah dilakukan pendampingan, kini PT Sinar Mulia Teknalum telah mampu menjalankan perusahaannya dengan menggunakan sistem manajemen secara digital. "Sehingga permasalahan-permasalahan yang timbul sebelumnya, dapat diselesaikan oleh perusahaan," ungkap Gati.
Bahkan, PT Sinar Mulia Teknalum lebih mudah dalam membuat perencanaan dan pengelolaan sumber daya perusahaan, dapat mengintegrasikan semua divisi di dalam perusahaan, mendapatkan informasi efisiensi proses produksi, mengevaluasi kapasitas mesin, dan efektivitas tenaga kerja di lapangan.
“Mereka kini juga lebih mudah dalam melakukan evaluasi dan pengembangan terhadap proses-proses yang belum efisien dan melihat ketercapaian visi dan misi perusahaan, sebagai bentuk pemenuhan standar ISO 9001:2015," tandasnya. PT Sinar Mulia Teknalum juga telah secara disiplin mulai menggunakan sistem ERP untuk mengontrol dan mengatur seluruh aspek manajemen perusahaannya secara lebih real-time dan berkelanjutan.
Implementasi industri 4.0 melalui transformasi digital bukan suatu hal yang tidak mungkin dilakukan pada sektor IKM, tetapi hal tersebut perlu upaya bersama dari pemerintah, penyedia teknologi, serta komitmen dari IKM itu sendiri. "Inovasi teknologi digital yang dihasilkan merupakan tools yang dapat menjawab kebutuhan industri. Ketika semua mesin terhubung melalui sistem internet. Situasi ini membawa dampak perubahan yang cukup besar di masyarakat," pungkas Gati.
Baca Juga: Unit Litbang Kemenperin ciptakan inovasi pendukung industri substitusi impor
PT Sinar Mulia Teknalum yang berasal dari Sleman, Derah Istimewa Yogyakarta ini mulai dirintis sejak awal tahun 2010. Mereka fokus pada produk-produk berbahan aluminium alloy, baik produk yang reproduksi maupun produk dengan desain baru. Perusahaan ini mengembangkan teknik Gravitiy Die Casting (GDC) dengan cetakan tetap (permanent mold).
Pada tahun 2017, PT Sinar Mulia Teknalum mengembangkan Cold Chamber Pressure Die Casting Machine. Saat ini, perusahaan telah dipercaya menjadi pemasok di industri ternama yang antara lain menghasilkan produk otomotif, suku cadang mesin, alat rumah tangga, dan mebel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News