Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - PURWAKARTA. Kementerian Perindustrian menilai langkah yang dilakukan oleh PT South Pacific Viscose (SPV) memasuki pasar tekstil ramah lingkungan merupakan inovasi dan terobosan di pasar tekstil.
Ditemui dalam peluncuran produk serat ramah lingkungan, Ecovero, Plt. Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Kemenperin Taufiek Bawazier mengatakan, Pemerintah sedang mendorong agar pelaku industri tekstil masuk ke pasar tekstil ramah lingkungan.
Baca Juga: Kinerja Industri Tekstil Masih Lesu, Begini Strategi South Pacific Viscose (SPV)
"Kita diagnosa kembali hal yang perlu didorong dan ditransformasi, terutama agar industri menurunkan limbah, karbon dan emisi agar lebih kompetitif. SPV bisa masuk pasar Eropa melalui Ecovero," ujarnya saat ditemui di Purwakarta, Kamis (21/9).
Sebagai informasi, SPV meluncurkan produk serat ramah lingkungan bertajuk Ecovero. Anak usaha Lenzing Group ini menerima kucuran dana mencapai Rp2 triliun untuk mengembangkan produk tersebut.
Lebih lanjut, Taufiek menuturkan bahwa investasi tersebut nantinya tidak hanya membuka SPV ke pasar internasional tetapi juga pasar-pasar tekstil lain alias multiplier effect.
Pihaknya menilai hal ini juga menjadi momentum untuk mengembalikan kondisi tertekan industri tekstil menjadi lebih optimistis. Ke depannya, melalui regulasi, pihaknya memperkuat pasar domestik dapat diisi kembali oleh inovasi dari industri tekstil.
Baca Juga: Kembangkan Serat Ramah Lingkungan Ecovero, Lenzing Group Kucurkan Dana Rp2 triliun
Ia mengatakan, industri tekstil merupakan industri yang menyerap tenaga kerja dan penyumbang ekonomi terbesar. Dengan multiplier effect yang cukup besar, pihaknya akan menghubungkan produsen hulu, mainstream dan hilir.
"SPV bisa menyerap tenaga kerja kurang lebih 1.500 orangdan akan semakin besar. Hal ini tentu akan berimbas pada investasi selanjutnya," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News