kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kementan ajukan tambahan anggaran untuk genjot produksi komoditi pangan


Senin, 11 Juli 2011 / 20:43 WIB
Kementan ajukan tambahan anggaran untuk genjot produksi komoditi pangan
ILUSTRASI. Ada delapan perusahaan dalam pipeline penawaran saham perdana.


Reporter: Bernadette Christina Munthe | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Pemerintah akan berusaha keras menggenjot produksi jagung dan kedelai nasional. Hal ini terkait hasil Angka ramalan (Aram) II 2011 produksi jagung dan kedelai yang melorot dari angka tetap produksi 2010.

Untuk mendorong produksi tanaman pangan ini, Kementerian Pertanian mengajukan tambahan anggaran dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan(APBN-P). Menteri Pertanian Suswono bilang, dari total tambahan APBN-P Rp 3,71 triliun, sebanyak Rp 856 miliar akan dialokasikan untuk peningkatan produksi jagung dan kedelai.

Peningkatan produksi jagung dan kedelai ini akan dilakukan dengan menambah lahan produksi kedua tanaman pangan ini. Soalnya, selama ini lahan pertanian kedelai sifatnya bertukar dengan komoditi pertanian lainnya, belum ada lahan khusus untuk menanam kedelai.

"Untuk kedelai memang kita harus tambah lahan sampai 500.000 hektare (ha) jika swasembada ingin tercapai," kata Suswono ketika ditemui di sela Rapat Kerja Kementerian Pertanian dengan Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat, Senin(11/7) di Jakarta,

Suswono mengatakan, Kementerian Pertanian akan bekerjasama dengan Perum Perhutani untuk menyediakan lahan baru di lahan Perhutani seluas 50.000 ha. Menteri Pertanian berharap lahan-lahan telantar juga bisa dipergunakan untuk pertanian kedelai. Pertanian kedelai ini akan diserahkan untuk dikelola oleh rakyat dengan diberikan subsidi bibit dan pupuk.

Catatan saja, pada Aram II 2011, produksi jagung diperkirakan hanya mencapai 17,39 juta ton. Jumlah ini melorot 5,1% ketimbang angka tetap (Atap) produksi jagung tahun 2010 yang sebesar 18,33 juta ton. Padahal pemerintah mematok target produksi jagung 22 juta ton.

Sementara itu untuk komoditi kedelai, angka ramalan II (Aram II) Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan produksi kedelai nasional tahun ini hanya mencapai 819.450 ton. Jumlah ini berarti ini melorot 87.590 ton atau 9,66% dari angka tetap produksi kedelai nasional tahun 2010 yang sebesar 907.030 ton.

Ketua Dewan Hortikultura Nasional Benny Kusbini sudah memperkirakan bahwa Aram II akan meleset dari target. Soalnya, selama ini koordinasi antar kementerian untuk mengembangkan pertanian masih lemah.

"Sering kali memang target meleset karena Kementerian Pertanian tidak didukung oleh kebijakan kementerian lain. Kementerian pertanian itu memang lebih bersifat perencanaan, sementara eksekusinya oleh kementerian lain," kata.

Benny mengingatkan kalaupun ada tambahan alokasi dana, pemerintah harus menyalurkan ke pos-pos yang tepat. Selain itu masalah ketepatan waktu penyaluran pupuk dan bibit juga menjadi penting karena komoditi pertanian perlu ditanam pada musim tanam yang tepat untuk mendapatkan hasil yang optimal.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×