Sumber: Antara | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan pihaknya telah mengalokasikan kurang lebih Rp 2 triliun untuk memperbaiki kerusakan irigasi demi mencapai swasembada pangan.
"Pada 2014 irigasi rusak di seluruh Indonesia mencapai 52% dengan luas lahan 3,3 juta hektare," ujarnya seusai berdialog dengan para pejabat Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia di Jakarta, Jumat (9/1).
Sebagai tahap awal, pada tahun 2015 ini Kementerian Pertanian (Kementan) berencana membangun irigasi di satu juta hektare lahan di 17 provinsi di seluruh Indonesia. Terutama di daerah-daerah yang merupakan kantong-kantong produksi padi seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten, Lampung, dan Sulawesi Selatan.
Selain untuk perbaikan irigasi, Kementan juga akan memberikan bantuan dana untuk memperlancar distribusi pupuk, penyediaan benih, dan penyediaan alat dan mesin pertanian (alsintan).
"Kita tahu bahwa dalam 10 tahun terakhir ini ada 20 juta orang meninggalkan pertanian sehingga sebagai gantinya kami akan sediakan alsintan," ujarnya.
Amran menjelaskan berdasarkan pengamatannya setelah melakukan kunjungan ke 15 provinsi dan 50 kabupaten dalam dua bulan terakhir ini. Masalah-masalah pertanian seperti kerusakan irigasi, rendahnya penyerapan benih, keterlambatan distribusi pupuk, kekurangan tenaga penyuluh dan minimnya penggunaan alsintan telah mengakibatkan Indonesia kehilangan peluang produksi sebesar 20 juta ton Gabah Kering Giling (GKG) per tahun.
Namun Amran optimistis swasembada pangan untuk padi, jagung, dan kedelai dapat dicapai dalam tiga tahun mendatang.
Ketua Komisi Tetap Ketahanan Pangan Kadin Indonesia Franciscus Welirang mengatakan usaha mencapai swasembada pangan harus diikuti dengan perhatian lebih terhadap masalah-masalah yang dihadapi petani. Seperti banyaknya pungutan liar, adanya usaha penjarahan hasil tani, penipuan mengenai pupuk, dan minimnya akses petani untuk memperoleh modal.
"Hargai petani karena tanpa mereka tidak akan ada swasembada pangan, apalagi ketahanan pangan," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News