kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kementerian ESDM dorong percepatan pengembangan enam kilang Pertamina


Kamis, 03 Oktober 2019 / 16:58 WIB
Kementerian ESDM dorong percepatan pengembangan enam kilang Pertamina
ILUSTRASI. Kilang minyak Pertamina di Balikpapan terbakar (15/8/2019)


Reporter: Filemon Agung | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.Pemerintah terus mengupayakan pengembangan sejumlah proyek Kilang oleh Pertamina yang diharapkan dapat segera rampung demi memenuhi kebutuhan BBM dan Petrokimia dalam negeri.

PT Pertamina merencanakan empat proyek perluasan Refinery Development Master Plan (RDMP) antara lain, RDMP Refinery Unit (RU) II Dumai, RDMP RU IV Cilacap, RDMP RU V Balikpapan, RDMP RU VI Balongan.

Selain itu, ada pula dua proyek pembangunan Kilang Minyak dan Petrokimia Grass Root Refinery (GRR) Tuban dan GRR Bontang.

Baca Juga: Pertamina rilis BBM satu harga Jokowi lampaui target

Dari sejumlah proyek tersebut, baru RDMP RU V Balikpapan yang telah memasuki tahapan konstruksi. Sementara proyek lainnya mengalami kendala yang beragam.

Sejatinya, keenam proyek diharapkan mampu meningkatkan kapasitas produksi bahan bakar Pertamina yang saat ini sebanyak 600.000 barel per hari menjadi 1,7 juta barel per hari.

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar ketika ditemui di Kantor Kementerian ESDM mengungkapkan perkembangan terbaru dari sejumlah proyek tersebut.

"Kilang Cilacap diperpanjang pembahasan Joint Venture Development Agreement (JVDA) hingga akhir Oktober," sebut Arcandra, Kamis (3/10). Menurutnya, perpanjangan waktu diperlukan sebab valuasi yang masih berlangsung.

Mengutip catatan Kontan.co.id, Vice President Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman menyebut, kedua belah pihak sudah melakukan penunjukan tim valuasi. "Saat ini masih valuasi, sudah sepakat untuk tim penilai internasional," terang Fajriyah ke KONTAN.

Sayangnya ia enggan memberi tahu nama valuer tersebut. Yang terang, pembentukan JV dengan Saudi Aramco diharapkan bisa sesuai dengan target, yakni pada Oktober 2019.

Baca Juga: Pertamina Power dan Indonesia Power jalin kerjasama operation & maintenance power

Sementara itu, proyek Kilang Balikpapan kini dalam tahap seleksi partner JV. Arcandra mengungkapkan, sudah ada beberapa calon. "Sudah ada (calon) namun masih dibahas, selain itu pendanaan proyek juga masih berjalan," sebut Arcandra.

Lebih jauh Arcandra menegaskan, pemerintah mengharapkan keputusan soal partner dapat ditentukan secepatnya. Pertamina pun telah merampungkan penyelesaian rancangan rekayasa detail alias Detail Engineering Design (DED). Kini, Pertamina tengah memulai pekerjaan awal tahap kedua.

Sementara itu, Kilang Tuban disebut menunjukkan perkembangan yang baik. Arcandra menjelaskan, sejumlah tahapan tengah berlangsung terutama pengadaan lahan. "Pengadaan lahan lagi berlangsung, gugatan kan sudah (dimenangkan)," terang Arcandra.

Baca Juga: Wamen ESDM: Empat perusahaan akses dokumen lelang WK tahap III

Kontan.co.id mencatat, PT Pertamina mulai menggandeng warga lokal untuk proyek Kilang Tuban. Langkah ini membuahkan hasil positif sebab jumlah warga yang kontra dengan proyek Kilang Tuban berangsur-angsur surut.

Direktur Mega Proyek dan Petrokimia Pertamina Ignatius Talulembang bilang Pertamina mulai menggandeng warga lokal untuk sejumlah posisi dalam proyek Kilang Tuban. "Kita rekrut sebagai pekerja, pembersihan lahan, tim pengamanan dan lainnya," jelas Ignatius.

Adapun, satu proyek lain yaitu GRR Bontang kini masih dalam tahapan pembahasan JV agreement. Sekedar informasi, PT Pertamina (Persero) dan Overseas Oil & Gas (OOG) berkomitmen menjalankan pembangunan proyek Grass Root Refinery (GRR) atau pembangunan kilang baru di Bontang.

Komitmen ini ditandai dalam suatu perjanjian framework agreement antara kedua perusahaan untuk membangun kilang berkapasitas 300.000 barrel per hari dan Petrokimia di Bontang, Kalimantan Timur. 

Baca Juga: Garuda Indonesia (GIAA) buka opsi beli saham Sriwijaya Air Group

OOG merupakan badan usaha downstream oil and gas business services asal Muscat, Oman, yang memiliki lingkup bisnis services antara lain memberikan jasa dalam commercial structure(develop), design services dengan tenaga berpengalaman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×