Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Tendi Mahadi
Sebagai gambaran saja, di 2022 total impor LPG telah mencapai 6,78 juta ton, naik 5,6 % dari 6,42 juta ton pada 2021. Nilainya menjadi US$ 4,89 miliar, naik 19,5% dari US$ 4,09 miliar pada 2021.
Di sisi lain, subsidi LPG tabung 3 kg mengambil porsi terbesar jika dibandingkan dengan subsidi BBM dan listrik. Sesuai APBN tahun anggaran 2023, subsidi LPG tabung 3 kg mencapai Rp 117,85 triliun.
Naiknya subsidi LPG dipengaruhi harga jual eceran LPG 3 kg yang tidak pernah naik selama 15 tahun, volume LPG 3 kg, kurs dan harga acuan LPG yaitu CP Aramco yang fluktuatif setiap bulan.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, realisasi volume LPG 3 kg (PSO) setiap tahunnya menunjukkan peningkatan. Misalnya tahun 2019, realisasinya mencapai 6,84 juta metrik ton, lalu 2020 sebesar 7,14 juta metrik ton. Angka ini naik menjadi 7,46 juta metrik ton di 2021 dan lanjut naik 7,80 juta metrik ton di 2022.
Sebaliknya, realisasi LPG non PSO terus merosot. Tahun 2019, volumenya mencapai 0,66 juta metrik ton, lalu 2020 sebesar 0,62 metrik ton, kembali turun di 2021 menjadi 0,60 metrik ton dan semakin anjlok di 2022 menjadi 0,46 juta metrik ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News