kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.172   20,00   0,12%
  • IDX 7.071   87,46   1,25%
  • KOMPAS100 1.057   17,05   1,64%
  • LQ45 831   14,47   1,77%
  • ISSI 214   1,62   0,76%
  • IDX30 424   7,96   1,91%
  • IDXHIDIV20 511   8,82   1,76%
  • IDX80 121   1,93   1,63%
  • IDXV30 125   0,91   0,73%
  • IDXQ30 141   2,27   1,63%

Kementerian ESDM Menargetkan Produksi 10,15 Juta Kiloliter Biodiesel pada Tahun 2022


Selasa, 04 Januari 2022 / 12:51 WIB
Kementerian ESDM Menargetkan Produksi 10,15 Juta Kiloliter Biodiesel pada Tahun 2022
ILUSTRASI. Pekerja memanen kelapa sawit di Bogor, Jawa Barat, Senin (26/04). KONTAN/Baihaki/26/04/2021


Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memproyeksikan realisasi penerapan B30 sampai dengan akhir Desember 2021 mencapai 9,3 juta kilo liter.

Menurut Dirjen EBTKE Kementerian ESDM Dadan Kusdiana, saat ini data realisasi bulan Desember 2021 masih dalam tahapan penyelesaian, sehingga angka realisasinya belum dapat dipastikan.

Sementara itu, untuk alokasi volume tahun 2022, Dadan menyebutkan akan sebesar 10,15 juta kilo liter dengan perkiraan dana pembiayaan biodiesel dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) akan sebesar Rp 35,41 triliun.

Dadan menjelaskan bahwa saat ini ada lima keuntungan dari adanya program B30, pertama, akan menghemat devisa negara sebanyak Rp 56,24 triliun, kemudian peningkatan nilai tambah dari crude palm oil (CPO) ke biodiesel sebesar Rp 11,26 triliun.

Baca Juga: TPPI Tuntaskan Final Investment Decision (FID) untuk ISBL Proyek Revamping

Ketiga, ia juga melihat, program ini akan meningkatkan tenaga kerja on-farm sebanyak 1,15 juta tenaga kerja dan off farm sebanyak 8,68 ribu tenaga kerja. 

Keempat, adanya program ini menurutnya akan menurunkan emisi karbondioksida (CO2) sebesar 24,7 juta ton di tahun 2021. Terakhir, program ini dinilai akan menstabilkan harga CPO. “Rata-rata harga CPO di tahun  2021 sebesar Rp 9.725 per kilogram,” katanya kepada Kontan, Senin (3/1).

Selain itu, terkait dengan program B40, Dadan mengatakan bahwa saat ini pemerintah sedang memastikan aspek teknis, kesiapan bahan baku, unit produksi, dan regulasi pendukung program ini.

Ia juga menyebutkan bahwa kajian kelayakan B40 secara teknis dan kajian tekno ekonomi sedang dilakukan. “Di tahun 2022 akan dilanjutkan dengan road test untuk memastikan keberterimaan spek dari campuran B40 tersebut dan compliance terhadap mesin kendaraan,” katanya.

Menurutnya, secara teknis implementasi B40 sudah siap, tetapi ada beberapa hal yang perlu dilihat, seperti pendanaan dan kesanggupan produsen untuk memproduksi dengan spesifikasi lebih tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×