Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Tahun depan masih bisa menyalurkan
Hingga berita ini dibuat, manajemen AKR belum menanggapi pertanyaan Kontan.co.id terkait dengan pengalihan kuota solar ini. Yang jelas, Fanshurullah mengungkapkan bahwa pengalihan tugas distribusi solar subsidi AKR hanya dilakukan pada tahun ini. Sementara untuk tahun depan, AKR masih berkesempatan untuk kembali menyalurkan solar subsidi.
Namun untuk kuota solar yang akan disalurkan, Fanshurullah bilang bahwa hal itu masih akan dibahas kembali. "Kalau penugasannya kan sudah jelas masih ada. Kalau kuotanya nanti kami lihat," imbuh dia.
Baca Juga: Menyikapi Aturan Baru BBM Kapal, ini Kesiapan AKRA dan Pertamina
Asal tahu saja, berdasarkan keputusan Kepala BPH Migas Nomor 32/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2017 tanggal 27 November 2017, Penugasan Badan Usaha untuk melaksanakan penyediaan dan Pendistribusian Jenis BBM Tertentu (JBT) Tahun 2018 sampai dengan tahun 2022 diserapkan kepada Pertamina dan PT AKR Corporindo Tbk.
Sekadar mengingatkan, AKR berhenti menyalurkan solar bersubsidi lantaran formula harga BBM yang berlaku saat ini dirasa kurang ideal untuk mencapai tingkat keekonomian.
Adapun, formula tersebut diatur dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 62 K/10/MEM/2019 tentang Formula Harga Dasar Jenis BBM Tertentu dan Jenis BBM Khusus Penugasan, yang terbit 2 April 2019.
Baca Juga: Aturan bahan bakar sulfur rendah, begini kesiapan industri migas
Dalam beleid itu disebutkan harga dasar jenis BBM tertentu dan jenis BBM khusus penugasan ditetapkan berdasarkan biaya perolehan yang dihitung secara bulanan pada periode tanggal 25 hingga tanggal 24 bulan sebelumnya, biaya distribusi dan biaya penyimpanan serta margin.
Dengan demikian, formula harga minyak solar subsidi ditetapkan sebagai berikut: formula 95% harga indeks pasar (HIP) minyak solar + Rp 802,00 per liter.
Terkait dengan hal ini, Fanshurullah mengatakan bahwa formulasi harga ini masih ada kemungkinan untuk dievaluasi. Bahkan, pembahasan mengenai hal tersebut pernah dilakukan sewaktu masa akhir Menteri ESDM Ignatius Jonan. "Kalau tidak salah sudah ada (pembahasan)," tandas Fanshurullah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News