Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana mendorong percepatan pengajuan rencana pengembangan alias Plan of Development (PoD) lapangan minyak dan gas bumi di tanah air.
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Ego Syahrial bilang masih banyak lapangan yang belum masuk ke tahapan PoD.
"Masih banyak, semisal Masela yang di 2027 kalau bisa dipercepat aja, semua bahu membahu, cari terobosan toh semua untuk rakyat," kata dia, akhir pekan lalu.
Ego melanjutkan, diperlukan kegiatan yang berkesinambungan demi mendorong percepatan PoD lapangan migas yang ada. Salah satunya lewat sejumlah upaya eksplorasi yang telah dilakukan, perlu ada kegiatan pengeboran demi memproyeksikan cadangan yang ada.
Baca Juga: Revisi AMDAL Blok Cepu masih temui jalan buntu
Kontan.co.id mencatat, Kepala Satuan kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengaku optimistis terhadap investasi hulu migas akan terus meningkat.
Hingga 2027, setidaknya ada 42 proyek utama migas yang akan dilaksanakan dengan total investasi mencapai US$ 43,3 miliar. Total produksi dari 42 proyek tersebut 1,1 juta BOE, mencakup minyak bumi sebesar 92.100 barel oil dan gas sebesar 6,1 miliar kaki kubik per hari.
“Empat di antaranya merupakan proyek strategis nasional (PSN) hulu migas yang menjadi prioritas untuk meningkatkan produksi migas demi memenuhi konsumsi migas domestik yang semakin meningkat,” ungkap mantan Dirut Pertamina tersebut.
Ego menambahkan, pihaknya berharap SKK Migas dapat melakukan upaya percepatan PoD lapangan migas.
Memang, pada awal tahun ini SKK Migas meluncurkan program One Door Service Policy (ODSP). Hal ini guna mempermudah proses berbagai perizinan sehingga bisa mempercepat pelaksanaan proyek-proyek migas di Indonesia.
Dwi mengungkapkan, ODSP merupakan salah satu implementasi strategi SKK Migas dalam menyelesaikan hambatan-hambatan dalam perizinan yang berkaitan dengan proyek migas.
Baca Juga: SKK Migas berharap pengadaan lahan Blok Masela rampung tahun ini
Program ini sudah mulai diterapkan pada 2 Januari silam. Namun sebelum itu, SKK Migas sudah jauh-jauh hari melakukan sosialisasi dengan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS).
Dengan adanya ODSP, baik SKK Migas dan KKKS akan menjadi satu tim. Keduanya saling berkoordinasi sekaligus mengawasi secara proaktif dalam mengurus berbagai perizinan. Lantas, KKKS pun kini tak perlu jalan sendiri-sendiri lagi dalam mengurus perizinan terkait proyek migas.
“Sebelum ada ODSP, kadang KKKS urus izin langsung ke beberapa instansi terkait. Tapi ada juga yang lewat SKK Migas dulu,” ujar Dwi.
Salah satu contoh percepatan yang dilakukan adalah lewat sertifikasi cadangan pada Blok Sakakemang. Demi mempercepat PoDpada Blok Sakakemang, dikabarkan pihak Repsol akan melakukan sertifikasi cadangan secara bertahap.
Dalam sertifikasi awal, jumlah cadangan yang dimasukkan hanya 1 trilliun cubic feet (tcf) dari potensi cadangan terbukti sekitar 2 tcf. Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno bilang PoD kini tengah disiapkan.
Baca Juga: SKK Migas resmikan first cut steel pengembangan Lapangan Bukit Tua Petronas
"Yang saya dengar sedang mempersiapkan PoD pada awal tahun ini," jelas Julius kepada Kontan.co.id, Minggu (16/2).
Asal tahu saja, Blok Sakakemang merupakan salah satu temuan migas terbesar di dunia selama periode 2018-2019. Dengan cadangan terbukti gas bumi mencapai sekitar 2 trilliun cubic feet (tcf), temuan Repsol ini juga menjadi yang terbesar di Indonesia selama 18 tahun terakhir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News