Reporter: Issa Almawadi | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Kementerian Perindustrian tengah berupaya menarik industri Maintenance, Repair and Overhaul (MRO) asing untuk berinvestasi di Indonesia. Salah satunya dari Jepang.
Yang terbaru, Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) I Gusti Putu Suryawirawan dan Atase Perindustrian di Tokyo Doddy Rahadi menggelar pertemuan dengan Keisuke Tanaka, salah satu pimpinan Ishikawajima Heavy Industry Jepang yang kini dikenal dengan nama IHI Corp.
IHI Corp memulai usahanya pada tahun 1853 di bidang industri galangan kapal. Saat ini, 30% usahanya di bidang industri mesin jet dan komponen pesawat terbang, 30% lainnya di bidang industri peralatan pembangkit listrik termasuk nuklir. Sisanya berupa produk2 presisi seperti turbo charger untuk otomotif, mesin industri, advanced materials dan jasa engineering.
Di Indonesia, sayap bisnis IHI Corp melebar melalui anak usahanya, PT Cilegon Fabricators yang menempati areal seluas 25 hektare di Cilegon dan memproduksi boilers, struktur baja, container cranes, pressure vessels dan peralatan pabrik lainnya. Total investasi IHI Corp di Indonesia sudah lebih dari US$ 10 miliar.
"Mencermati bidang industri IHI dan upaya memacu industri MRO, kami mengundang mereka untuk menambah investasi serta melakukan investasi industri MRO di Indonesia khususnya di Pulau Bintan di mana sedang dibangun kawasan industri khusus untuk MRO," ujar Putu dalam keterangannya, Minggu (1/5).
Menurut Putu, saat ini, IHI corp telah melakukan perawatan pesawat milik Garuda Indonesia di Jepang. Tawaran investasi itu juga terkait pembangunan infrastruktur kelistrikan 35.000 MW. Apabila Indonesia bisa menarik investasi IHI di bidang MRO di Indonesia, hal itu akan turut menggairahkan industri perawatan dalam negeri.
"Juga memancing investor lain masuk ke bisnis yang sama atau industri lainnya," imbuh Putu.
Menurut Atase Perindustrian di Tokyo, realisasi investasi Jepang di Indonesia pada 2015 meningkat 6% dibanding tahun 2014. Tercatat pada 2015 sebesar US$ 2,87 miliar dan menyerap 115.400 tenaga kerja. “Utamanya investasi didominasi sektor manufaktur khususnya otomotif, elektronika, kimia dan farmasi. Komitmen investasi Jepang pada 2015 mencapai US$ 8,1 miliar atau meningkat 95% dari tahun sebelumnya,” kata Doddy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News