kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kemtan ajukan permintaan ke perusahaan benih, apa itu?


Kamis, 18 Oktober 2018 / 22:42 WIB
Kemtan ajukan permintaan ke perusahaan benih, apa itu?
ILUSTRASI. Benih Jagung Hibrida


Reporter: Muhammad Afandi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - KEDIRI. Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kemtan) Sumardjo Gatot Irianto minta perusahaan penjual benih juga memberikan fasilitas teknologi gratis kepada petani.

"Tolong sekarang, jualan benih di backup dengan teknologi supaya petani dapat penghasilan yang signifikan,” kata Gatot dalam acara “Guyup Panen Nusantara” di Desa Mejono, Kec. Plemahan, Kab. Kediri, Kamis (18/10

Dalam acara yang diadakan oleh PT BISI International tersebut Gatot mengungkapkan bahwa perusahaan benih terkadang lupa untuk menularkan teknologi pertaniannya kepada petani sehingga hasil produktivitas petani tidak terlalu signifikan.

Dalam acara ini dilakukan seremonial panen Jagung B-18. Jagung tersebut merupakan pembenihan yang diproduksi oleh PT. BISI. Beda jagung ini terletak di penanaman.

Jagung ini dapat ditanam menggunakan sistem tanam jarak rapat 60 cm x 15 cm. BISI mengklaim dengan itu hasil produksi panen bisa mencapai 12,8 ton pipil kering per hektare.

“Saya sudah sarankan sebelumnya tanam rapat, sekarang saya minta PT. BISI selain menjual benih juga berikan juga teknologi gratis kepada petani,” ujar Gatot

Gatot mencontohkan salah satu benih hibrida PT BISI yang fenomenal adalah jagung tongkol dua. Ia mengapresiasi riset dan pengembangan genetika yang dilakukan perusahaan yang sudah impor benih ke 11 negara.

Menurutnya hasil panen jagung dua tongkol dengan pupuk bagus sampai 70%-80%. Sementara di tangan petani hasilnya hanya berkisar 20%. Maka ia berharap perusahaan dapat memastikan dan melakukan bimbingan kepada petani.

“Yang 20% ini kita harap naik 50%, tahun depan kalau diundang lagi saya akan minta 70%,” ujarnya sambil menoleh kepada Presiden Direktur PT BISI International Jemmy Eka Putra.

Hal ini menjadi perhatian penting baginya, melihat jumlah lahan pertanian yang semakin sempit. Untuk itu perlu adanya inovasi dan teknologi yang meningkatkan produktivitas pertanian dengan memanfaatkan lahan yang ada.

“Untuk lahan yang sempit ini pilihannya adalah menaikkan populasi, menaikkan intensitas tanam, menaikkan jumlah tongkol per batang,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×