Reporter: Noverius Laoli | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Silang pendapat antara Kementerian Pertanian (Kemtan) dengan Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) terkait impor jangung, sebentar lagi akan tuntas.
Pasalnya, Kemtan dan GPMT sepakat menjalin kerjasama untuk membentuk tim khsusus yang bertugas mendata kebutuhan pakan ternak. Kedua pihak juga setuju meningkatkan penyerapan jagung lokal sebagai prioritas pemenuhan bahan baku ternak. Impor hanya akan dilakukan jika pasokan di dalam negeri tidak mencukupi.
Kesepakatan ini muncul, pasca Kemtan enggan menerbitkan surat persetujuan pemasukan barang (SPP). Akibatnya, jagung impor milik pengusaha anggota GPMT terkatung-katung di pelabuhan.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman bilang, tim khusus yang akan dibentuk dalam dua hari ke depan ini, bertugas mendata stok dan kebutuhan jagung untuk pakan. "Dengan adanya tim ini, komunikasi pemerintah dan GMPT akan lancar," kata Amran, Rabu (19/8).
Tim ini terdiri dari Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kemtan, Peternakan, Bulog, GPMT, dan Kementerian Perdagangan (Kemdag).
Menurut Amran, tim baru ini akan mengkomunikasikan seluruh persoalan yang ada di GPMT, para petani, dan pemerintah. Dengan adanya tim yang diisi dari pemerintah dan pihak swasta, Amran berharap, tidak ada lagi simpang siur data terkait impor jagung.
Sekretaris Jenderal Kemtan Hari Priyono menambahkan, pembentukan tim khusus bertujuan menjaga supply dan demand pangan agar terkendali. Apalagi, harga pakan juga memengaruhi harga daging ayam.
Karena itu, Kemtan dan GPMT sepakat untuk menjaga harga daging ayam tidak melambung tinggi lantaran mahalnya biaya pakan ternak.
Selain itu, tim yang akan dibentuk bertugas melakukan eksekusi di lapangan untuk memetakan sentra-sentra produksi jagung. Setelah itu, pemerintah meminta pengusaha pakan membina dan menyerap jagung di sentra-sentra produksi petani.
Sementara, Bulog ditugaskan untuk menjaga stabilisasi harga. Bila harga sudah stabil, Bulog tidak perlu mengimpor jagung. Jika perlu, Bulog harus melakukan intervensi pasar agar harga kembali stabil.
Kemtan juga meminta GPMT tidak terlalu kaku soal kualitas dan kadar air jagung lokal. Kalau ada jagung dengan kadar air tinggi, bisa dibeli dengan harga sesuai kondisi. "Toh GPMT punya pengering. Jangan tidak membeli karena alasan kualitas," kata Hari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News