Reporter: Uji Agung Santosa | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Pemerintah akan melakukan revitalisasi perkebunan teh mulai tahun depan. Revitalisasi ini bertujuan meningkatkan produksi juga kualitas perkebunan teh yang terus menurun.
Menteri Pertanian Rusman Heriawan menyatakan, peningkatan produksi teh menjadi salah satu program pokok Kementerian Pertanian (Kemtan) mulai tahun 2014. "Ini sudah masuk radar kami, sehingga respon harus cepat," katanya, pekan kemarin.
Rusman mengaku sudah berkunjung ke sentra produksi teh di Jawa Barat untuk melihat langsung permasalahan yang dihadapi pekebun teh. Dia enggan mengatakan dana yang disiapkan dan target program revitalisasi itu.
Yang pasti, menurutnya, revitalisasi akan difokuskan pada perkebunan rakyat. "Saat ini luasan kebun rakyat lebih banyak daripada kebun swasta," katanya.
Janji revitalisasi menjadi jawaban atas keluhan pengusaha teh yang mengatakan produksi teh Indonesia terus menurun sehingga impor melonjak. Data Dewan Teh Indonesia (DTI) dan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, dalam tiga-empat tahun terakhir impor teh naik rata-rata 20%-30% per tahun. Tahun lalu impor impor melonjak 23% menjadi 24.396 ton.
Andrew T Supit, Direktur Pemasaran dan Promosi DTI mengatakan, produksi teh lokal tidak mencukupi konsumsi domestik. "Produksi lokal turun besar sekali," katanya.
Penurunan produksi teh terjadi karena penyusutan lahan. DTI mencatat penyusutan lahan kebun teh mencapai 2.000 hektare (ha)-3.000 ha per tahun sehingga ada potensi kehilangan produksi sekitar 1.600 ton per tahun. Rata-rata produksi teh Indonesia mencapai 120.000 ton per tahun.
Produktivitas menurun karena usia tanaman sudah tua. "Harus dilakukan replanting," kata Atik Darmadi, Sekretaris Eksekutif Asosiasi Teh Indonesia (ATI). Data ATI menunjukkan, tahun 2003 produksi teh mencapai 169.819 ton yaitu dari luas lahan sekitar 157.000 ha. Namun kini, produksi tersebut turun menjadi 119.651 ton dengan luas 123.500 ha.
Endang Sopari, Wakil Ketua Asosiasi Petani Teh Indonesia (Aptehindo) Jawa Barat bilang, revitalisasi kebun teh rakyat mendesak dilakukan sejak lima tahun lalu. "Jangan hanya retorika, harus direalisasikan sehingga ada manfaatnya ke petani," katanya.
Menurutnya saat ini lebih dari 50.000 ha kebun teh di Indonesia merupakan kebun teh rakyat. Untuk melakukan revitalisasi, dibutuhkan sekitar Rp 10 juta-Rp 30 juta per hektare tergantung kondisi kebun, apakah hanya rehabilitasi, refilling atau replanting.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News