kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kemtan: Produksi jagung naik karena ada areal tanam baru


Selasa, 25 September 2018 / 17:36 WIB
Kemtan: Produksi jagung naik karena ada areal tanam baru
ILUSTRASI. TARGET EKSPOR JAGUNG


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kemtan) mengatakan, tahun ini tak ada masalah produksi jagung. Bahkan berdasarkan Angka Ramalan I (ARAM I) tahun ini, produksi jagung mencapai 28 juta ton dengan perkiraan surplus jagung sebanyak 4 juta ton.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kemtan Sumardjo Gatot Irianto, mengatakan produksi jagung tahun ini sangat menjanjikan karena kebijakan pemerintah untuk menghentikan impor jagung.

Tak hanya itu, produksi jagung juga diperkirakan meningkat karena bantuan pemerintah untuk menambah areal tanam baru. "Kami berupaya areal tanam baru ini di lahan yang belum pernah ditanami jagung," tutur Sumardjo, Selasa (25/9).

Menurut Sumardjo, setidaknya tahun ini terdapat 9,8 juta hektare luas tanam jagung. Angka ini merupakan luas panen di tahun lalu seluas 7 juta hektare, ditambah dengan program penambahan lahan tanam baru di tahun ini yang mencapai 2,8 juta hektare.

Sumardjo yakin luas tanam ini masih akan bertambah karena ada efek domino dari penambahan luas areal tanam tahun lalu. "Bagi yang sudah tahu menanam jagung itu baik, dia akan menanam lagi," ujar Sumardjo.

Nantinya, penambahan lahan jagung ini akan dilakukan di tempat-tempat yang belum ditanami jagung seperti di bawah tegakan kelapa dan kelapa sawit bahkan pekarangan yang belum digunakan. Nantinya, penanaman jagung ini tak banyak dilakukan di wilayah Jawa melainkan di wilayah Maluku, Sulawesi Utara dan Kalimantan Selatan.

Terkait kenaikan harga jagung yang terjadi beberapa waktu terakhir, Sumardjo berpendapat kenaikan harga ini bukan hanya karena masalah pasokan. Namun, dipengaruhi masalah distribusi panen, terlebih bila lokasi panen tidak berada di wilayah yang terintegrasi dengan sentra peternakan dan industri pakan ternak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×