Reporter: Leni Wandira | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sekretaris Jenderal Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo), Edy Misero, menyatakan kekhawatiran terkait kenaikan biaya administrasi yang diterapkan oleh beberapa platform e-commerce besar di Indonesia.
Menurut Edy, kenaikan biaya admin yang signifikan, dari 6,5% menjadi maksimal 10%, berpotensi berdampak negatif pada daya beli masyarakat.
"Kenaikan ini tentunya akan membuat harga barang naik, dan jika harga barang naik, daya beli masyarakat bisa tergerus," ujar Edy saat dihubungi Kontan, Senin (2/9).
Edy menjelaskan bahwa tujuan dari kenaikan biaya admin ini mungkin untuk menutupi biaya operasional atau meningkatkan profit margin e-commerce. Namun, dampaknya pada UMKM dan masyarakat harus diperhatikan dengan serius.
"Ketika biaya admin meningkat, UMKM terpaksa menaikkan harga jual produk mereka. Ini bisa menyebabkan konsumen enggan membeli, yang pada gilirannya merugikan UMKM itu sendiri," tambah Edy.
Baca Juga: Produk Impor Banjiri E-Commerce, Asosiasi UMKM: Tekankan Pengawasan
Ia berharap pemerintah dapat turun tangan untuk memastikan kebijakan tersebut tidak merugikan UMKM dan konsumen.
"Kami berharap regulator, dalam hal ini pemerintah, dapat menilai apakah kenaikan tarif ini sudah wajar dan memberikan solusi terbaik bagi semua pihak," katanya.
Kenaikan biaya admin ini dikhawatirkan tidak hanya membebani UMKM tetapi juga mempengaruhi ekosistem e-commerce itu sendiri, termasuk layanan pengantaran atau logistik.
"Jika transaksi tidak terjadi karena harga yang meningkat, ini akan berdampak pada banyak pihak, termasuk jasa pengantaran," tutup Edy.
Asal tau saja, mulai 1 September 2024, Shopee dan Lazada menaikkan biaya admin untuk penjual, sementara Tokopedia akan mengikuti mulai 16 September 2024.
Selanjutnya: Upaya Askrindo Beri Dampak Sosial Melalui Program Relawan Bakti BUMN
Menarik Dibaca: 7 Skincare The Originote untuk Merawat Skin Barrier, Ada Face Wash hingga Sunscreen
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News