Reporter: Dimas Andi | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI) menyebut, tren kenaikan harga kopi di pasar global tidak berdampak signifikan terhadap kinerja para eksportir komoditas tersebut.
Mengutip trading economics, harga kopi berjangka kontrak kontrak Juli 2022 berada di level US$ 2,26 per pon pada Jumat (24/6). Harga soft commodity ini pun telah melambung 44,10% secara tahunan atau year on year (yoy).
Ketua Kompartemen Kopi Spesialisasi Industri AEKI Moelyono Soesilo mengatakan, lonjakan harga kopi di pasar global tidak begitu berpengaruh bagi para eksportir. Sebab, harga kopi di tingkat petani juga naik dua kali lipat selama satu tahun terakhir. Sebenarnya, berkat kenaikan harga tersebut, para petani kopi dapat terbantu mengingat harga pupuk juga sudah cukup mahal.
Sementara itu, permintaan ekspor kopi sebenarnya agak berkurang karena harga di pasar global yang cukup tinggi pada saat ini. “Trader internasional hanya melakukan pembelian kopi untuk jangka pendek saja atau spot delivery,” imbuh Moelyono, Minggu (26/6).
Baca Juga: Harga Bahan Baku Naik, Argha Karya Prima (AKPI) Timbang Opsi Naikkan Harga Jual
Selama ini, Indonesia mengekspor rata-rata sekitar 6 juta—6,5 juta karung kopi di tiap tahun, di mana satu karung kopi memiliki berat 60 kilogram. Tujuan utama ekspor kopi buatan Indonesia masih ke negara-negara yang sudah familiar dengan kopi seperti Amerika Serikat, Jerman, Malaysia, Jepang, Mesir, dan Italia.
“Kebanyakan kopi yang diekspor adalah kopi biji robusta dengan mutu komersial Grade 4,” kata dia.
Baca Juga: Siantar Top: Bukan Perkara Mudah Memenuhi Target Kinerja Tahun Ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News