kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.090.000   -8.000   -0,38%
  • USD/IDR 16.630   72,00   0,43%
  • IDX 8.051   42,68   0,53%
  • KOMPAS100 1.123   6,98   0,62%
  • LQ45 810   0,68   0,08%
  • ISSI 279   2,38   0,86%
  • IDX30 423   1,81   0,43%
  • IDXHIDIV20 485   2,83   0,59%
  • IDX80 123   0,38   0,31%
  • IDXV30 132   0,38   0,29%
  • IDXQ30 135   0,57   0,43%

Kenaikan Harga Pupuk Jadi Masalah Percepatan Peremajaan Sawit


Jumat, 03 November 2023 / 14:50 WIB
Kenaikan Harga Pupuk Jadi Masalah Percepatan Peremajaan Sawit
ILUSTRASI. Kenaikan harga pupuk menjadi salah satu hambatan pencapaian pelaksanaan replanting


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - NUSA DUA. Kenaikan harga pupuk menjadi salah satu hambatan pencapaian pelaksanaan replanting atau peremajaan sawit rakyat (PSR).

Direktur Eksekutif Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Eddy Abdurrachman mengatakan pupuk menjadi hal yang penting dalam pelaksanaan replanting.

Sementara, petani merasa dalam pelaksanaan PSR ini masih terdapat kesenjangan finansial terkait pendistribusian dana sebesar Rp 30 juta per hektar kepada petani.

"Hal ini menghambat minat petani kecil untuk melakukan program peremajaan sawit," kata Eddy dalam Indonesia Palm Oil Conference (IPOC) 2023 di Nusa Dua, Kamis (2/10).

Hambatan lainya adalah petani mengharapkan perbaikan infrastruktur seperti perbaikan jalan raya, irigasi, dan jembatan untuk menjamin hasil panen transportasi dan efisiensi biaya.

Baca Juga: Masih Rendah, Realisasi Peremajaan Sawit Selama 2016-2023 Capai 306.000 Hektare

Kelangkaan dan mahalnya harga bibit utamanya di wilayah bagian timur juga menjadi salah satu petani enggan melakukan PSR. Terlebih, hal ini juga berdampak pada peningkatan biaya peremajaan kembali.

Eddy melaporkan capaian program PSR saat ini masih rendah. Selama program berlangsung target PSR seluas 180 ribu hektar per tahun tidak pernah tercapai.

Pada tahun 2016 capaian PSR hanya mencapai 254 hektare (ha), tahun 2017 mencapai 2.940 ha, tahun 2018 hanya mencapai 12.611 ha, tahun 2019 mencapai 90.491 ha, tahun 2020 mencapai 94.033 ha, tahun 2021 mencapai 42.212 ha, tahun 2022 menurun hanya mencapai 30.759 ha, dan sepanjang tahun 2023 ini baru 33.190 ha.

"Pentingnya program PSR tidak boleh diabaikan. Tanpa program ini, produktivitas perkebunan kelapa sawit diproyeksikan akan menurun secara serius," terang Eddy.

Eddy memprediksi, tanpa pelaksanaan PSR, diperkirakan produksi minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dalam negeri hanya akan mencapai 44 juta metrik ton.

"Penurunan produksi ini berpotensi merugikan industri minyak kelapa sawit," tutup Eddy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×