kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kenaikan upah buruh menekan pengusaha jamu


Senin, 11 Februari 2013 / 06:41 WIB
Kenaikan upah buruh menekan pengusaha jamu
ILUSTRASI. Promo Pedigree.


Reporter: Merlinda Riska | Editor: Sandy Baskoro

JAKARTA. Gabungan Pengusaha Jamu khawatir industri jamu tahun ini tidak bertumbuh. Sebagai industri padat karya, bisnis jamu rentan bergejolak
karena adanya kebijakan kenaikan tarif dasar listrik (TDL) dan upah minimun provinsi (UMP) awal 2013.

Ketua II Gabungan Pengusaha Jamu (GP Jamu), Putri Kusumawardhani, menyatakan sektor industri jamu mengalami tekanan luar biasa dengan
kenaikan UMP sekitar 40%-70% pada tahun ini. "Industri jamu seperti sektor padat karya lainnya, pasti akan terguncang. Apalagi 90% dari jumlah pelaku adalah pengusaha menengah ke bawah," kata Putri kepada KONTAN, akhir pekan lalu.

Selain faktor kenaikan upah buruh dan kenaikan tarif dasar listrik, industri jamu tertekan derasnya produk impor jamu/herbal. Di sisi lain, biaya yang harus dikeluarkan produsen semakin tinggi, termasuk soal perizinan sehingga daya saing produk domestik menurun tajam. Para pelaku usaha jamu sangat prihatin dengan situasi tersebut.

"Tidak semua pemain dalam industri jamu herbal ini adalah pemain besar yang memiliki kekuatan finansial tinggi. Jadi, situasi ini akan membuat
industri jamu sulit bertumbuh," ucap Putri.

Padahal, sektor industri berbasis budaya ini adalah sektor yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Meski industri jamu secara umum tertekan, salah satu pemain utama, yakni PT Sido Muncul, optimistis bisa meraih pertumbuhan penjualan berkisar 10%-15% di tahun ini.

Presiden Direktur Sido Muncul, Irwan Hidayat, menyatakan perusahaan yang dipimpinnya siap mengerek produksi. "Kami akan meningkatkan produksi
untuk beberapa produk. Seperti Tolak Angin yang produksinya akan ditingkatkan 30%," kata dia.

Sido Muncul juga akan meningkatkan pasar ekspor berkisar 10%-15% pada tahun ini. Irwan mengemukakan, penjualan jamu Sido Muncul di pasar Asia Tenggara mendapatkan respon positif positif. Dus, Sido Muncul menargetkan pabrik dan kantor pemasaran yang berlokasi di Singapura bisa beroperasi pada tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×