kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja anjlok di kuartal I, ini penjelasan manajemen BEST


Rabu, 17 Juni 2020 / 17:17 WIB
Kinerja anjlok di kuartal I, ini penjelasan manajemen BEST
ILUSTRASI. kawasan industri milik PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST). Foto Dok BEST


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk bukukan rugi bersih sepanjang kuartal I 2020 sebesar Rp 226,37 miliar.

Investor Relations Bekasi Fajar Industrial Estate Seri menyebutkan dampak pandemi virus corona memberikan dampak yang signifikan terhadap kinerja. "Selama kuartal I kami tidak mencatatkan marketing sales," ujarnya kepada kontan.co.id, Rabu (17/6).

Baca Juga: BEST bukukan rugi bersih Rp 226,37 miliar di kuartal I 2020

Akibatnya, pendapatan perusahaan selama triwulan pertama kemarin turun hingga 78,38% menjadi Rp 53,45 miliar. Padahal di periode yang sama tahun sebelumnya, pihaknya mencatatkan pendapatan sebesar Rp 247,28 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, anjloknya pendapatan perusahaan akibat terjadinya penurunan penjualan tanah hingga 92,03% sehingga menyisakan Rp 16,85 miliar. Sementara di kuartal I 2019 tercatat lini usaha tersebut tercatat sebagai kontributor utama pendapatan sebesar Rp 211,6 miliar.

Selain penurunan pendapatan, bottom line emiten dengan kode saham BEST ini kian tertekan lantaran selama triwulan pertama kemarin pos pendapatan lainnya mencatatkan rugi sebesar Rp 192,2 miliar. Padahal, sebelumnya pos tersebut mencatatkan untung Rp 19,36 miliar.

Adapun hal tersebut akibat selisih kurs-bersih yang mencatatkan kerugian sebesar Rp 195,74 miliar. Padahal, periode yang sama tahun sebelumnya tercatat untung Rp 7,65 miliar.

Baca Juga: Jaga kinerja, Central Proteina Prima (CPRO) garap pasar ekspor alternatif

Akibatnya, bottom line perusahaan mencatatkan rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 226,37 miliar. Padahal, periode yang sama tahun sebelumnya BEST berhasil mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 95,42 miliar.

Kendati begitu, pihaknya masih memiliki asa lantaran hingga April total inqury yang diterima mencapai 62 ha. Hanya saja, ia belum bisa memastikan apakah akan terealisasi di tahun ini atau tidak. "Itu belum jelas karena baru sebatas inquiry saja," tuturnya.

Karenanya, untuk proyeksi kinerja sepanjang tahun ini pihaknya masih enggan menyampaikan. Yang jelas, hingga tutup tahun BEST membidik marketing sales dari penjualan 30 ha dengan target harga rata-rata di kisaran Rp 2,6 juta hingga Rp 3,2 juta per m2.

Baca Juga: Hartadinata Abadi (HRTA) menggandeng Shopee Indonesia untuk gaet konsumen

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×