Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja produksi dan lifting minyak dan gas bumi sejumlah anak usaha PT Pertamina sepanjang semester I 2020 masih berada di bawah target APBN 2020. Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto memastikan pihaknya secara intens melakukan komunikasi dengan Pertamina guna mendiskusikan kinerja sektor hulu.
"Kinerja merah tiap bulan kita review, kita kirim surat cinta terhadap yang merah-merah itu, kita sampaikan peringatan terhadap Wilayah Kerja itu, kita panggil dan diskusikan," ujar Dwi dalam konferensi pers virtual, Jumat (17/7).
Merujuk paparan SKK Migas, kinerja empat anak usaha Pertamina masih di bawah target. Pertama, Pertamina EP yang hingga semester I 2020 mencatatkan produksi 80.499 ribu barel per hari (bph) atau setara 89,4% dari target APBN sebesar 90 .000 bph.
Baca Juga: Gambaran produksi migas di semester I 2020, kinerja anak usaha Pertamina jadi sorotan
Kedua, Pertamina Hulu Energi OSES dengan capaian produksi 26.715 bph. angka ini baru mencapai 84,3% dari target sebesar 28.007 bph. Ketiga, Pertamina Hulu Kalimantan Timur dengan capaian produksi 10.387 bph atau 91,3% dari target APBN sebesar 11.380 bph. Terakhir BOB Bumi Siak Pusako-Pertamina Hulu yang produksinya mencapai 9.271 bph atau 75,8% dari target APBN sebesar 12.239 bph.
Kinerja yang kurang baik juga terjadi di sektor gas dimana sejumlah anak usaha Pertamina mencatatkan realisasi lifting yang tergolong di bawah target APBN 2020. Pertamina EP mencatatkan realisasi lifting sebesar 682 MMscfd atau setara 86,6% dari target APBN sebesar 787 MMscfd.
Kemudian JOB Pertamina-Medco Tomori Sulawesi Ltd dengan lifting gas sebesar 322 MMscfd atau setara 95,7% dari target sebesar 337 MMscfd. Lalu, PHE West Madura Offshore dengan lifting gas sebesar 100 MMscfd atau baru mencapai 82,3% dari target APBN sebesar 121 MMscfd.
PHE Jambi Merang juga masih mencatatkan kinerja lifting gas di bawah target APBN yang ditetapkan sebesar 114 MMscfd. Sepanjang semester I 2020 lifting gas PHE Jambi Merang baru mencapai 83 MMscfd atau 72,6%. Terakhir, PHE ONWJ Ltd yang realisasi lifting gas semester I 2020 sebesar 73 MMscfd atau setara 89,8% dari target APBN 2020 sebesar 81 MMscfd.
Dwi menjelaskan, secara umum tidak tercapainya target hulu anak usaha Pertamina disebabkan sejumlah hal seperti tingkat kesuksesan pengeboran yang rendah dan kedisiplinan implementasi WP&B.
Baca Juga: IPO subholding, Ahok: Kita harap masyarakat bisa memiliki Pertamina
"Seperti misalnya PEP untuk gas karena low demand gas dan produksi kondesat yang terhambat akibat covid juga. Atau di PHE OSES dimana program workover dan well service tertunda karena peralatan digunakan membantu isu ONWJ," ujar Dwi.
Sementara itu, Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno memastikan diskusi dan komunikasi dijalin dengan sangat intensif, bahkan SKK Migas melakukan kajian setiap pekannya. "Kita juga sedang diskusikan dengan Pertamina terkait pemangkasan capex dan opex jangan sampai ganggu produksi, jika terkait produksi maka kita minta untuk kembalikan lagi peruntukan dananya," jelas Julius.
Senada Deputi Perencanaan SKK Migas Jafee Suardin memastikan review mendalam terus dilakukan oleh pihaknya. "Tidak hanya mengurusi saja, tapi juga kontrol produksi migas, kita review soal asumsi yang digunakan untuk perubahan rencana kerja," tegas Jafee.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News