kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja Inalum 2009 Terpukul Harga


Rabu, 22 Juli 2009 / 08:21 WIB


Sumber: KONTAN | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Anjloknya harga aluminium dunia memukul kinerja PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum). Otorita Asahan, wakil Indonesia di PT Inalum, memprediksi penjualan Inalum tahun ini hanya US$ 394 juta sementara laba bersihnya cuma US$ 66 juta.

Prediksi kinerja ini menurun tajam dibandingkan kinerja Inalum pada tahun lalu. Pada 2008, perusahaan ini mencatatkan penjualan sebesar US$ 548 juta dengan laba bersih US$ 85 juta. Artinya, penjualan Inalum tahun ini diperkirakan turun sekitar 28,1% sementara laba bersih anjlok 22,3%.

Meski turun, toh, Ketua Otorita Asahan Effendi Sirait puas dengan kinerja Inalum tahun ini. Menurutnya, kinerja Inalum lebih baik dibandingkan dengan laju penurunan harga komoditas logam di pasar dunia yang lebih dari 90%.

Awal semester pertama 2008, harga aluminum batangan (ingot) di London Metal Exchange masih bertengger di US$ 2.800 per ton. Tapi sejak kuartal empat 2008, harganya anjlok menjadi US$1.300 per ton. Hingga kini, harganya berfluktuasi di kisaran US$ 1.300 hingga US$ 1.500 per ton.

“Jika mengacu pada harga produk, nilai penjualan dan laba bersih kami relatif lebih baik,” kata Effendi. Adapun produksi Inalum, papar Effendi, naik dari 244.000 ton di 2008 menjadi 250.000 ton di 2009. Sebesar 60%, atau 150.000 ton dari total produksi itu diekspor. Sedangkan sisanya sebanyak 100.000 ton dijual ke pasar lokal.

Effendi memaparkan, Inalum akan mampu membukukan laba bersih sebesar US$ 66 juta pada 2009 ini lantaran mereka melakukan lindung nilai (hedging) sebesar 35% dari total penjualannya.

Caranya, Inalum membuat kesepakatan dengan pembeli untuk membayar produk sesuai harga pada 2008. Dengan demikian, pada saat harga aluminium anjlok, produk Inalum tetap dibeli dengan harga tinggi.

Dengan kondisi seperti ini, menurut Effendi, target Inalum mempercepat pengembalian utang kepada konsorsium bank asing yang dipimpin Japan Bank for International Corporation (JBIC) kemungkinan terlaksana. Hingga Maret 2009, utang pokok tersisa US$ 226 juta. "Pelunasan utang itu akan dipercepat sehingga 2010 diharapkan sudah lunas," tuturnya.

Sekadar mengingatkan, dalam proyek Inalum, pemerintah Indonesia menggandeng konsorsium Jepang yang terdiri atas tujuh perusahaan multinasional dari Negeri Sakura tersebut. Nippon Asahan Aluminium (NAA) menguasai 60% saham Inalum, sisanya dipmiliki Pemerintah Indonesia. Inalum akan diserahkan kepada Pemerintah Indonesia pada 2013 mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×