Reporter: Abdul Basith | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Kementerian Kelautan dan Perikanan kembangkan teknologi untuk memperbanyak pasokan benih ikan nila salin. Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Ujung Batee Aceh, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengembangkan teknologi pembenihan ikan nila salin dengan sistem corong.
“Teknologi pembenihan dengan sistem corong merupakan teknologi sederhana, namun sangat efektif dalam menaikkan tingkat penetasan telur," ujar Kepala BPBAP Ujung Batee, Bukhari Muslim dalam siaran pers, Rabu (10/8).
Teknologi ini dapat meningkatkan penetasan telur dengan mencegah telur saling menempel. Tabung berbentuk corong digunakan untuk membuat sirkulasi air. Bukhari menjelaskan, tabung corong berfungsi untuk menampung telur dan mengatur suhu air. Kemudian air dialirkan masuk ke dalam corong dan berfungsi untuk mengaduk telur agar tidak menumpuk di dasar tabung corong.
Berdasarkan penelitian tersebut, Muslim mengatakan, teknologi corong dapat meningkatkan penetasan hingga 90%. Sebelumnya penetasan hanya berkisar antara 20%-40%. BPBAP Ujung Batee saat ini memiliki sekitar 30 tabung dan mampu memproduksi 3,6 juta benih ikan nila per tahun.
Slamet Soebjakto, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, KKP bilang, inovasi teknologi pembenihan dengan sistem corong ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh para pembudidaya di berbagai wilayah di Indonesia.
Selain itu ia berharap teknologi corong tidak hanya digunakan pada ikna nila tetap juga ikan budidaya lainnya. "Teknologi pembenihan dengan sistem corong ini akan mampu menggenjot peningkatan produktivitas dan produksi benih Nila Salin," ungkap Slamet.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News