kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kobe Steel Ltd Kembangkan Proses Upgraded Brown Coal (UBC) di Indonesia


Jumat, 05 Desember 2008 / 12:23 WIB
Kobe Steel Ltd Kembangkan Proses Upgraded Brown Coal (UBC) di Indonesia


Reporter: Gentur Putro Jati | Editor: Didi Rhoseno Ardi

JAKARTA. Batubara berkalori rendah tidak selamanya harus dijual dengan harga yang rendah pula. Melalui teknologi Upgraded Brown Coal (UBC), nilai kalori batubara kurang dari 5.000 kalori per gram bisa ditingkatkan menjadi lebih dari 6.200 kalori per gram. Sehingga harga jualnya bisa ditingkatkan.

Kerjasama penelitian dan pengembangan peningkatan kualitas batubara kalori rendah dengan proses UBC saat ini sedang dilakukan Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara, Badan Litbang Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dengan Ministry of Economic, Trade and Industry Pemerintah Jepang dan Japan Coal Center (J Coal). Perusahaan asal negeri sakura tersebut yaitu Kobe Steel Ltd melalui PT Upgraded Brown Coal Indonesia (PT UBCI) dipercaya sebagai pelaksana pengembangan batubara itu.

"Pemanfaatan batubara kalori rendah dapat ditingkatkan melalui proses UBC yang dikembangkan oleh Kobe Steel Ltd. Teknologi ini mampu meningkatkan kualitas batubara peringkat rendah melalui penurunan kadar air dan diharapkan dapat menghasilkan batubara bersih dengan nilai kalori yang tinggi, kadar air dan polusi yang rendah serta sangat cocok untuk keperluan dalam negeri maupun ekspor,"ujar Kepala Biro Hukum dan Humas Departemen ESDM Sutisna Prawira dalam siaran pers nya, Kamis (4/12) malam.

Kerjasama sudah dimulai sejak tahun 2001. Berdasarkan MoU yang ditandatangani pada 19 Juli 2001 tersebut dilakukan dengan membangun pabrik UBC skala kecil di Palimanan, Cirebon, Jawa Barat dengan kapasitas 5 ton per hari. Pabrik nya sendiri telah beroperasi sejak 2003. Dalam kerjasama tersebut, pemerintah Jepang menyediakan peralatan proses dan tenaga ahli, sedangkan pemerintah Indonesia memfasilitasi dan menyediakan tenaga pendamping untuk seluruh kegiatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×