Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Anna Suci Perwitasari
Sementara itu, sebagai pemilik 45% saham di ruas tersebut, Direktur Utama Jasa Marga Subakti Syukur juga keberatan. Ia menyebutkan, sebaiknya diusulkan beberapa opsi sehingga memberikan alternatif solusi yang terbaik. Terlebih kondisi finansial badan-badan usaha jalan tol yang tertekan akibat Covid-19.
"Karena saya yakin dengan menutup jalan tol bukan opsi terbaik. Mengapa tidak dipikirkan alternatif lain yang lebih baik, yang tidak merepotkan berbagai pihak termasuk pengguna jasa transportasi jalan tol," kata dia kepada Kontan.co.id saat dihubungi terpisah, Kamis (3/9).
Menurut dia, banyak kerugian yang akan ditanggung apabila ruas jalan tol ditutup mulai dari beban biaya manajemen operasi di lapangan dan potensial losses yang ditanggung pengusaha. Kemudian dari sisi pengguna yaitu vehicle cost dan time value losses dampak dari kemacetan yang ditimbulkan akibat jaringan jalan yang terganggu.
Baca Juga: Jasa Marga: Penyesuaian tarif tol Cipularang dan Padaleunyi akan dongkrak pendapatan
Subakti juga menyebutkan, Road Bike Event hanya satu jalur saja sehingga lajur lainnya aktif dan berisikan kendaraan besar.
"Jadi berbahaya karena hempasan angin dari kendaraan besar serta menggnggu jalan tol khususnya jika terjadi hambatan seperti kecelakaan di jalur tol lajur yang aktif yang membutuhkan penanganan yang cepat," pungkas dia.
Selanjutnya: ATI berharap ada konsistensi waktu peninjauan penyesuaian tarif tol dari pemerintah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News